Oleh: Rizki Daniarto
Surabayainside.com, Probolinggo – Kabupaten Probolinggo masuk daerah prioritas nasional prevalensi stunting di atas 50 persen. Hal itu diungkapkan Kasubdit Informasi dan Komunikasi Sosial, Kementerian Komunikasi dan Informatika Sarjono.
“Di Kabupaten Probolinggo, angka prevalensi stunting cukup tinggi. Namun ini kontradiktif, karena jika melihat dari kemiskinannya cukup rendah. Oleh karenanya, kami cari apa faktornya,” jelas Sarjono ketika melakukan kunjungan di Kabupaten Probolinggo, Sabtu (18/10).
Dijelaskan Sarjono, merujuk angka stunting nasional di tahun 2013 mencapai 37 persen kemudian turun di tahun 2018 menjadi 30 persen.
Sementara itu, di Kabupaten Probolinggo sendiri angka prevalensi stunting di tahun 2013 mencapai 49,9 persen. Kemudian turun sebesar 9,5 persen di tahun 2018 menjadi 39,9 persen. Sedangkan di tingkat Provinsi Jawa Timur, tahun 2013 mencapai 35 persen dan turun pada tahun 2018 menjadi 32 persen.
Sarjono mengungkapkan, banyak faktor yang menyebabkan stunting. Seperti pernikahan di bawah umur, akses sanitasi, kekurangan gizi, akses kesehatan dan faktor lainnya.
Minimnya infomasi terkait stunting yang diterima masyarakat menjadi satu faktor tingginya kasus stunting di sejumlah daerah. Guna menangani masalah stunting tersebut, Sarjono menyebut ada 22 kementerian yang terlibat.(Riz)