Oleh: Tom Lazuardi
SurabayaInside.com, New York – Diam-diam, tubuh kita terpapar zat kimia fluoride. Yang paling jelas, ada pasta gigi yang diiklankan mengandung fluoride. Tapi, coba amati produk air minum, makanan/minuman kemasan, sejumlah alat bantu kesehatan gigi. Boleh jadi, di situ juga ada fluoride.
Padahal, paparan fluoride berlebihan dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal dan hati di kalangan remaja. Setidaknya, itu berdasarkan penelitian ilmiah oleh para peneliti dari Mount Sinai Hospital/Mount Sinai School of Medicine di Amerika Serikat.
Penelitian berjudul ‘Fluoride exposure and kidney and liver function among adolescents in the United States: NHANES, 2013–2016’ ini diterbitkan di jurnal Environment International, edisi Agustus 2019. Penulisnya; Ashley J. Malin, Corina Lesseur, Stefanie A. Busgang, Paul Curtin, Robert O. Wright, dan Alison P. Sanders.
Studi ini meneliti hubungan antara kadar fluoride dalam air minum dan darah dengan kesehatan ginjal dan hati di antara remaja. Para respondennya remaja yang berpartisipasi dalam kelompok studi kesehatan dan kesejahteraan gizi National Health and Nutrition Examination Survey, di Amerika Serikat.
Temuan mereka menunjukkan, paparan fluoride berkontribusi pada perubahan kompleks fungsi ginjal dan hati di kalangan remaja di Amerika Serikat. Di negeri itu, 74 persen sistem air minum publik menambahkan fluorida untuk manfaat kesehatan gigi. Di Amerika Serikat, air berfluorida adalah sumber utama paparan fluoride pada masyarakat umum.
Temuan ini juga menunjukkan, remaja dengan fungsi ginjal atau hati yang buruk dapat menyerap lebih banyak fluoride dalam tubuh mereka.
Dalam beberapa penelitian sebelumnya, paparan fluoride pada hewan dan orang dewasa dikaitkan dengan kondisi toksisitas ginjal dan hati. Penelitian terakhir ini meneliti efek potensial dari paparan kronis tingkat rendah di kalangan remaja.
Penelitian ini penting dipelajari karena tubuh anak mengeluarkan hanya 45 persen fluoride dalam urin melalui ginjal. Sementara, tubuh orang dewasa membersihkan fluoride dengan kecepatan 60 persen. Ginjal menumpuk lebih banyak fluoride daripada organ lain dalam tubuh.
“Memang manfaat fluoride pada gigi sudah secara luas ditetapkan. Namun, baru-baru ini muncul kekhawatiran mengenai kecocokan penambahan fluoride pada air minum atau garam di Amerika Utara,” kata Ashley J. Malin PhD, dari Departemen Kedokteran Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat di Mount Sinai School of Medicine.
“Temuan ini menunjukkan, mungkin ada masalah kesehatan ginjal dan hati yang perlu dipertimbangkan ketika mengevaluasi penggunaan fluoride dan dalam intervensi kesehatan masyarakat. Namun, studi prospektif masih diperlukan untuk memeriksa dampak paparan fluoride kronis tingkat rendah pada fungsi ginjal dan hati di populasi Amerika Serikat,” kata Malin yang juga penulis utama studi.
Studi ini menganalisis fluoride yang diukur dalam sampel darah 1.983 remaja dan kandungan fluoride dari air ledeng di rumah-rumah 1.742 remaja. Meskipun konsentrasi fluoride air keran pada umumnya rendah, ada beberapa mekanisme di mana tingkat rendah paparan fluoride pun dapat berkontribusi pada disfungsi ginjal atau hati.
Temuan penelitian ini, dikombinasikan dengan penelitian sebelumnya tentang paparan masa kanak-kanak terhadap kadar fluoride lebih tinggi, menunjukkan ada hubungan antara dosis fluoride dengan indikator fungsi ginjal dan hati. Temuan ini, jika dikonfirmasi dalam penelitian lain, menunjukkan pentingnya mempertimbangkan fungsi ginjal dan hati anak saat pemerintah menyusun pedoman dan rekomendasi atas kesehatan masyarakat.
Efek samping potensial dari dosis fluoride berlebihan antara lain kerusakan sistem ginjal, kerusakan hati, disfungsi tiroid, penyakit tulang dan gigi, dan metabolisme protein yang terganggu. (Lin)