Oleh: Rizki Daniarto
SurabayaIniside.com, Surabaya – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Jawa Timur meminta Pemprov Jawa Timur lebih siap mengantisipasi lonjakan harga cabai rawit pada tahun-tahun yang akan datang.
Pasalnya, hampir setiap tahun masalah cabai selalu berulang. Padahal, Disperindag Jawa Timur punya data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) yang selalu menunjukkan kenaikan harga cabai setiap tahun.
Ketua KPPU Jawa Timur, Dendy R Sutrisno, menyatakan pembelajaran untuk tahun depan sudah harus diprogres. “Minimal tiga bulan sebelumnya sudah harus ada langkah antisipasi,” katanya.
Berdasarkan data perbandingan dari tahun ke tahun (year on year/yoy) di Siskaperbapo Jawa Timur, tren kenaikan harga cabai rawit terjadi pada periode Mei sampai Agustus setiap tahunnya.
Dendy menyarankan, saat stok cabai rawit melimpah pasca panen Mei, pemprov sudah mengantisipasi. Misalnya dengan menyiapkan ruang penyimpan beku (cold storage) untuk mengatur suplai cabai.
Setidaknya, kata Dendy, supaya tak terjadi panic buying ketika pasokan menipis. Tanpa langkah-langkah seperti itu, pemprov akan kesulitan mengontrol harga cabai.
“Operasi pasar memang patut kita apresiasi. Tapi itu pun harga beli dari Bulog cukup tinggi. Artinya, kita butuh tempat penyimpanan, sehingga tidak perlu membeli dengan harga tinggi,” ujarnya, Sabtu (3/8).
Dendy juga menyarankan penyempurnaan Siskaperbapo Pemprov Jawa Timur. Selain memuat informasi harga seperti yang sudah ada, stok ketersediaan barang pokok juga penting didata. “Sebagai bahan pengambilan kebijakan ke depan,” katanya.
Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Noer Soetjipto, mengatakan, sudah saatnya pemerintah mengambil kebijakan pengendalian harga barang-barang kebutuhan seperti cabai rawit.
“Harus ada campur tangan pemerintah. Tidak bisa sepenuhnya diserahkan pada mekanisme pasar,” katanya.
Politisi Partai Gerindra ini memberikan contoh langkah antisipasi yang bisa diambil. Misalnya, dengan melakukan pengolahan cabai rawit menjadi bubuk cabai yang banyak dibutuhkan pengusaha makanan.
“Bisa cabai kering atau tepung cabai. Restoran butuh itu. Mereka jarang pakai cabai basah,” katanya. (Riz)