Panduan Cara I'tikaf di Masjid dan Hal yang Membatalkannya, yang Dilakukan saat Itikaf
Interior Masjid--
SURABAYAINSIDE.com - I'tikaf, secara etimologi, bermakna membatasi diri pada sesuatu. Namun, dalam konteks syariat Islam, i'tikaf merujuk pada praktik menetap di dalam masjid oleh individu tertentu dengan tujuan khusus, seperti yang dijelaskan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Baari.
Secara hukum, pelaksanaan i'tikaf memiliki dasar sunah, yang berarti dapat dilakukan kapan saja. Namun, bagi seseorang yang telah bernazar untuk melakukannya, i'tikaf dapat menjadi wajib.
Panduan Cara I'tikaf di Masjid dan Hal yang Membatalkannya, yang Dilakukan saat Itikaf
Dalam artikel ini, akan dibahas berbagai amalan yang biasa dilakukan selama i'tikaf, cara melaksanakan i'tikaf dengan benar, serta hal-hal yang dapat membatalkan i'tikaf.
Table of Contents
Amalan-apalan yang Biasa Dilakukan pada Saat I'tikaf:
Selama i'tikaf, terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, biasanya diisi dengan berbagai amalan saleh seperti:
- Shalat: Selama i'tikaf, disarankan untuk melakukan shalat secara teratur, baik shalat wajib maupun sunnah.
- Dzikir dan Doa: Mengingat Allah dan berdoa merupakan bagian penting dari i'tikaf. Ini mencakup berbagai bentuk dzikir, tahmid, takbir, istighfar, dan membaca doa-doa yang diajarkan dalam Islam.
- Membaca Al-Qur'an: I'tikaf juga merupakan waktu yang baik untuk membaca Al-Qur'an dan merenungkan maknanya.
- Mengikuti Kajian Keagamaan: Di beberapa masjid, biasanya diadakan kajian keagamaan atau ceramah selama i'tikaf, yang dapat memberikan manfaat spiritual tambahan.
- Muhasabah: I'tikaf adalah waktu yang tepat untuk melakukan muhasabah atau introspeksi diri, memikirkan perbuatan-perbuatan dan sikap-sikap yang perlu diperbaiki, serta untuk meningkatkan kesadaran akan hubungan dengan Allah.
- Bersedekah: Memberikan sedekah atau amal kebaikan lainnya juga dapat dilakukan selama i'tikaf.
- Menjauhi Perkara Dunia: Selama i'tikaf, disarankan untuk fokus pada ibadah dan menjauhi hal-hal yang bersifat duniawi, seperti menghindari percakapan yang tidak bermanfaat atau berlebihan, serta menahan diri dari aktivitas yang tidak relevan dengan ibadah.
Waktu yang paling utama untuk melaksanakan iktikaf pada bulan Ramadan adalah pada 10 hari terakhir bulan suci tersebut, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Hal-hal yang Membatalkan I'tikaf:
Terdapat beberapa perkara yang dapat membatalkan pelaksanaan i'tikaf, antara lain:
- Gila: Orang yang mengalami gangguan jiwa parah atau tidak dapat mengendalikan diri tidak dapat melakukan i'tikaf.
- Pingsan: Pingsan yang disebabkan oleh kesengajaan, seperti meminum obat, dapat membatalkan i'tikaf.
- Mabuk: Mabuk yang disebabkan secara sengaja juga membatalkan i'tikaf.
- Keluar dari Islam: Riddah atau keluar dari agama Islam membuat i'tikaf batal.
- Bersetubuh: Berhubungan badan ketika sedang beriktikaf membatalkan i'tikaf.
- Bersentuhan kulit dengan syahwat: Bersentuhan kulit dengan syahwat, terutama disertai keluarnya sperma, juga membatalkan i'tikaf.
- Keluar dari masjid tanpa uzur: Keluar dari masjid tanpa alasan yang dibenarkan juga membatalkan i'tikaf.
Demikianlah beberapa amalan yang biasa dilakukan selama i'tikaf, cara melaksanakan i'tikaf yang benar, dan hal-hal yang dapat membatalkan i'tikaf. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca.