Profil Biodata Satryo Soemantri Mendikti Saintek yang Viral di Demo ASN, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram

Profil Biodata Satryo Soemantri Mendikti Saintek yang Viral di Demo ASN, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram

Satryo-Instagram-

Lahir di Delft, Belanda, pada 5 Januari 1956, Satryo berasal dari keluarga berpengaruh. Ayahnya, Soemantri Brodjonegoro, pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada 1973. Latar belakang akademis Satryo pun tak main-main. Ia meraih gelar Ph.D di bidang teknik mesin dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat, pada tahun 1985.

Sebagai seorang ilmuwan, kontribusi Satryo dalam dunia riset sangat signifikan. Berdasarkan laman resmi AIPI, ia memiliki lebih dari 99 publikasi ilmiah yang telah diakui secara internasional.
Perjalanan Karier di Dunia Akademik



Jejak karier Satryo di dunia pendidikan tinggi dimulai sejak awal 1990-an. Pada 1992, ia diangkat menjadi Ketua Jurusan Teknik Mesin di Institut Teknologi Bandung (ITB). Dalam posisi tersebut, ia dikenal sebagai figur yang mendorong pengembangan riset dan inovasi di bidang teknik mesin.

Namun, perjalanan kariernya tidak lepas dari kontroversi. Sebagai menteri, kebijakan dan gaya kepemimpinannya sering menjadi sorotan, terutama terkait isu-isu kesejahteraan pegawai di bawah naungan kementeriannya. Protes yang viral di media sosial ini menjadi bukti nyata adanya ketidakpuasan yang dirasakan oleh para ASN (Aparatur Sipil Negara).
Sorotan Publik dan Harapan

Baca juga: Menteri Satryo Soemantri Viral Usai Spanduk dan Papa Bunga Dari Ratusan ASN Dikti Gelar Aksi di Kantor: Kami Bukan Budak!




Gelombang kritik terhadap Satryo Soemantri Brodjonegoro mencerminkan tantangan besar yang harus dihadapi oleh pemerintah dalam menjaga hubungan harmonis antara pemimpin kementerian dan para pegawainya. Publik berharap, Presiden Prabowo Subianto dapat mengambil langkah strategis untuk menenangkan situasi sekaligus mengevaluasi kebijakan yang dinilai merugikan para ASN.

Di sisi lain, banyak pihak juga menilai bahwa keberanian para pegawai menyuarakan protes ini menjadi momentum penting untuk memperbaiki tata kelola di instansi pemerintahan. Harapannya, protes ini tidak hanya menjadi isu viral sesaat, tetapi mampu mendorong perubahan yang lebih baik dalam sistem birokrasi Indonesia.
***

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya