Apa Alasan Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro Memecat Neni Herlina? ASN Kemendikti Saintek Hingga Berujung Demo? Benarkah Akibat Menggeser Meja
Satryo-Instagram-
Proses pemecatan dan mutasi pegawai, lanjut Togar, masih terbuka untuk evaluasi lebih lanjut, dan pihaknya tetap berharap bahwa dialog dapat menjadi jalan penyelesaian yang lebih baik. "Proses ini masih terbuka untuk opsi lain, dan kami mengedepankan dialog yang konstruktif, bukan reaksi terburu-buru," jelasnya.
Aksi Demonstrasi Pegawai Kemendikti Saintek
Aksi demonstrasi yang digelar oleh puluhan pegawai Kemendikti Saintek pada 20 Januari 2025 ini mencerminkan ketidakpuasan yang lebih luas terhadap manajemen baru di kementerian tersebut. Para pegawai yang mengenakan pakaian hitam dan membentangkan spanduk berisi protes terhadap tindakan Prof. Satryo menuntut perubahan dalam cara penataan organisasi dan pemecatan yang dinilai tidak sesuai prosedur.
Suwitno, Ketua Paguyuban Pegawai Kemendikti Saintek, menjelaskan bahwa masalah ini sudah berlangsung sejak pergantian pejabat pada awal tahun 2025. "Pergantian pejabat dalam kementerian itu hal biasa, tetapi yang menjadi masalah adalah cara-cara yang tidak elegan dan tidak sesuai prosedur dalam menangani pegawai," katanya.
Menurut Suwitno, pemecatan Neni Herlina merupakan puncak dari ketidakadilan yang dirasakan oleh para pegawai. Ia menilai bahwa seharusnya setiap pegawai yang melakukan kesalahan mendapat proses pendisiplinan yang jelas dan prosedural, bukan pemecatan sepihak. "Ini tidak dilakukan sama sekali, bahkan Neni diminta angkat kaki tanpa penjelasan yang layak," ungkap Suwitno.
Apa yang Menjadi Masalah di Kemendikti Saintek?
Pergantian pejabat yang dipimpin oleh Prof. Satryo di Kemendikti Saintek memang telah menimbulkan gejolak internal. Banyak pegawai yang merasa diperlakukan tidak adil, baik dalam hal pemecatan maupun pergantian jabatan. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pegawai adalah kurangnya transparansi dan ketidakjelasan prosedur dalam setiap langkah yang diambil oleh pimpinan.
Suwitno mengungkapkan bahwa masalah ini tidak hanya berkaitan dengan pemecatan Neni Herlina, tetapi juga dengan perlakuan terhadap pegawai lainnya. "Ada pegawai yang diperlakukan dengan tidak adil, bahkan ada pejabat yang harus pergi tanpa penjelasan yang memadai," tambahnya.
Sebagai bentuk perlawanan terhadap apa yang mereka anggap sebagai tindakan sewenang-wenang, para pegawai juga mengirimkan karangan bunga dengan pesan "Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri" sebagai bentuk protes terhadap apa yang mereka sebut sebagai praktek yang tidak sesuai dengan nilai-nilai profesionalisme dalam pemerintahan.
Tuntutan dari Para Pegawai
Aksi demonstrasi ini juga menjadi panggilan kepada Presiden Joko Widodo untuk mengevaluasi kinerja Prof. Satryo dan memastikan bahwa pejabat yang menduduki posisi penting di kementerian tidak hanya memiliki kompetensi, tetapi juga memperlakukan bawahannya dengan adil dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
"Ini adalah bentuk dari rasa ketidakadilan yang terjadi di lingkungan Kemendikti Saintek. Kami berharap Presiden bisa melihat dengan bijak dan mengambil tindakan yang tepat," ujar Suwitno dengan tegas.
Para pegawai meminta agar proses pemecatan dan pergantian jabatan dilakukan dengan transparansi dan sesuai prosedur yang jelas, sehingga tidak ada lagi pegawai yang merasa diperlakukan tidak adil.
Penutup: Harapan untuk Kemendikti Saintek
Kasus pemecatan Neni Herlina mengungkapkan permasalahan yang lebih besar di dalam tubuh Kemendikti Saintek. Meski kementerian telah membuka ruang dialog, jelas bahwa ketidakpuasan para pegawai menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk memperbaiki manajemen internal dan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil sesuai dengan prosedur yang ada.
Para pegawai berharap agar ke depan, Kemendikti Saintek bisa lebih transparan, adil, dan profesional dalam menangani persoalan internal, serta menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan humanisme dalam setiap kebijakan yang diambil. Sebuah kementerian yang berfokus pada pendidikan tinggi dan sains harus menjadi contoh yang baik, tidak hanya dalam hal kebijakan, tetapi juga dalam memperlakukan setiap individu yang terlibat di dalamnya.
***