Siapa Istri dan Anak Kholid Miqdar? Nelayan Pulau Cangkir yang Menentang Proyek Pembangunan Pagar Laut di Perairan Tangerang, Benarkah Bukan Orang Sembarangan?
Kholid-Instagram-
Siapa Istri dan Anak Kholid Miqdar? Nelayan Pulau Cangkir yang Menentang Proyek Pembangunan Pagar Laut di Perairan Tangerang, Benarkah Bukan Orang Sembarangan? Profil Biodata Kholid Miqdar Nelayan Pulau Cangkir yang Menentang Proyek Pembangunan Pagar Laut di Perairan Tangerang, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun IG. Siapa Kholid Miqdar? Nelayan Pulau Cangkir yang Menentang Proyek Pembangunan Pagar Laut di Perairan Tangerang. Kholid Miqdar, Pahlawan Nelayan yang Berjuang Melawan Proyek Pagar Laut di Tangerang
Kholid Miqdar, seorang nelayan asal Pulau Cangkir, Tangerang, sekaligus putra kelahiran Desa Singarajan, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, kini menjadi sorotan sebagai pahlawan lokal. Keberaniannya menentang proyek pembangunan pagar laut yang dinilai berpotensi merugikan kehidupan nelayan membuatnya dielu-elukan oleh masyarakat pesisir.
Proyek pembangunan pagar laut sepanjang 30,16 kilometer yang dirancang untuk mendukung pengembangan kawasan elit PIK 2 di perairan Tangerang menuai protes keras dari para nelayan setempat. Bagi mereka, proyek ini tak hanya mengancam mata pencaharian tetapi juga melanggar hak masyarakat atas laut sebagai sumber penghidupan.
Sebagai wakil dari nelayan setempat, Kholid tegas menyatakan penolakannya terhadap proyek tersebut. Ia berpendapat bahwa laut adalah milik rakyat dan tak seharusnya dikavling atau dibatasi demi kepentingan pihak tertentu.
Disambut Hangat Masyarakat Desa Kronjo
Pada Rabu, 22 Januari 2025, Kholid mengunjungi Desa Kronjo, Kabupaten Tangerang. Kunjungan tersebut menjadi momen penuh semangat yang diabadikan dalam sebuah video di akun TikTok miliknya, @Kholid.miqdar. Dalam video itu, terlihat bagaimana Kholid disambut dengan hangat oleh warga dan rekan-rekan nelayan. Mereka menyampaikan rasa hormat dan dukungan terhadap perjuangan Kholid yang dianggap sebagai pembela hak-hak nelayan dan masyarakat kecil.
Sorakan penuh semangat seperti “Suara Kholid, Suara Rakyat, Suara Tuhan!” terdengar menggema di sepanjang acara. Kholid dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan yang kerap menimpa masyarakat kecil. Kehadirannya menginspirasi banyak orang untuk tidak takut menyuarakan kebenaran.
Seruan untuk Melawan Ketidakadilan
Dalam pidatonya, Kholid menyerukan agar masyarakat, khususnya warga Banten dan Tangerang, berani melawan kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat kecil. Ia menegaskan pentingnya keberanian dalam menghadapi ketidakadilan, terutama jika menyangkut hak-hak dasar seperti mata pencaharian.
“Di tanah Banten ini, mulai detik ini kita tidak boleh takut. Kita harus berani melawan,” ujarnya dengan penuh semangat yang disambut riuh tepuk tangan dari para pendukungnya.