Perbandingan Ketat Kecerdasan Buatan: OpenAI vs DeepSeek, Siapa yang Lebih Unggul?

Perbandingan Ketat Kecerdasan Buatan: OpenAI vs DeepSeek, Siapa yang Lebih Unggul?

tanda tanya-pixabay-

Perbandingan Ketat Kecerdasan Buatan: OpenAI vs DeepSeek, Siapa yang Lebih Unggul?

Dalam dunia teknologi, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi salah satu topik yang paling banyak dibicarakan, terutama dengan semakin ketatnya persaingan antara dua kekuatan besar dunia: Amerika Serikat dan China. Dua perusahaan besar dalam industri AI ini, OpenAI dan DeepSeek, telah mencuri perhatian publik dengan inovasi mereka yang revolusioner. Meskipun berasal dari dua negara dengan latar belakang budaya dan ekonomi yang sangat berbeda, keduanya berusaha memimpin pasar global AI yang sedang berkembang pesat.



OpenAI, yang berbasis di Amerika Serikat, telah menjadi pionir dalam perkembangan teknologi AI, namun saat ini, munculnya DeepSeek dari China memberikan tantangan yang cukup besar. Pasalnya, kecerdasan buatan dari Tiongkok ini telah menimbulkan kekhawatiran, bahkan menyebabkan penurunan signifikan pada saham perusahaan teknologi raksasa seperti NVIDIA, yang dikenal sebagai pemimpin dalam pembuatan chip semikonduktor canggih.

Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar: apakah kemunculan AI dari China ini bisa benar-benar menggeser dominasi Amerika Serikat dalam bidang teknologi? Atau justru OpenAI masih memiliki keunggulan yang tak tergoyahkan? Artikel ini akan mengulas secara mendalam perbandingan kedua perusahaan ini, melihat dari berbagai aspek, mulai dari asal-usul, biaya pengembangan, hingga kinerja dan penggunaan teknologi mereka.
1. Asal Usul dan Latar Belakang Perusahaan

OpenAI dan DeepSeek berasal dari dua negara adidaya dengan perbedaan filosofi dan pendekatan terhadap teknologi.


DeepSeek, yang dibangun di Hangzhou, China oleh Liang Wenfeng, telah menunjukkan pendekatan yang lebih fleksibel dan terbuka dalam pengembangan AI. Dikenal dengan kebijakan open source-nya, DeepSeek memungkinkan komunitas untuk berkontribusi dalam pengembangan teknologi ini. Pendekatan ini juga memungkinkan pengembangan yang lebih cepat dan efisien.

Di sisi lain, OpenAI didirikan pada tahun 2015 dan berbasis di San Francisco, Amerika Serikat. Didirikan oleh Sam Altman dan timnya, OpenAI telah memegang peran penting dalam revolusi AI dengan produk unggulannya, ChatGPT. Meski didirikan sebagai organisasi nirlaba dengan tujuan awal untuk menyebarkan AI demi kebaikan umat manusia, OpenAI kini menjadi perusahaan yang semakin berorientasi pada keuntungan dengan skema berlangganan dan layanan premium.
2. Biaya Pengembangan dan Efisiensi

Salah satu perbedaan mencolok antara kedua perusahaan ini terletak pada biaya pengembangan AI mereka.

DeepSeek dikenal dengan biaya pengembangan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan OpenAI. Versi terbaru mereka, DeepSeek V3, hanya memerlukan waktu dua bulan untuk dikembangkan dengan biaya sebesar $6 juta USD. Angka ini tentu jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan pengeluaran OpenAI untuk pengembangan ChatGPT yang diperkirakan mencapai $540 juta USD pada tahun 2022.

Selain itu, dengan pendekatan open-source yang mereka pilih, DeepSeek memungkinkan kolaborasi luas dari komunitas, yang pada gilirannya dapat mempercepat proses perbaikan dan pengembangan lebih lanjut. Sebaliknya, OpenAI meskipun memerlukan biaya besar, menggunakan pendekatan yang lebih terstruktur dan eksklusif dalam mengembangkan dan memperkenalkan produk AI-nya.
3. Kinerja dan Kemampuan Teknologi

Dalam hal kinerja, kedua AI ini menunjukkan keunggulannya masing-masing.

OpenAI dengan ChatGPT-nya, dikenal unggul dalam pemahaman dan generasi bahasa alami, yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi lebih mudah dan efektif dalam mencari informasi, menulis, atau bahkan melakukan percakapan yang mendalam. Kemampuan ChatGPT dalam menulis konten yang lebih kompleks dan memahami konteks sangat disorot, menjadikannya alat yang sangat berguna dalam pendidikan, penelitian, dan berbagai sektor bisnis.

Sementara itu, DeepSeek cenderung lebih unggul dalam hal pemecahan masalah yang bersifat matematis atau teknis, seperti pemrograman dan analisis data. Kecerdasan buatan ini lebih cocok digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan logika tinggi dan keakuratan, misalnya dalam pemrograman atau perhitungan matematis rumit.
4. Aksesibilitas dan Penggunaan

Jika dilihat dari segi aksesibilitas, DeepSeek menawarkan pendekatan yang lebih terbuka dan mudah dijangkau oleh pengguna. Mereka memberikan akses gratis kepada pengguna yang ingin mencoba teknologi mereka, sebuah kebijakan yang sangat menarik bagi banyak orang yang ingin belajar atau mencoba AI tanpa harus mengeluarkan biaya.

Berbeda dengan DeepSeek, OpenAI menawarkan dua pilihan akses: gratis dan berbayar. Pengguna yang memilih akses gratis hanya dapat menikmati fitur terbatas, sedangkan bagi mereka yang memilih paket berbayar, mereka akan mendapatkan akses ke ChatGPT 4 yang lebih canggih serta berbagai fitur eksklusif lainnya. Dengan model ini, OpenAI berusaha menyeimbangkan aksesibilitas dan monetisasi untuk mendukung keberlanjutan teknologinya.
5. Dampak Ekonomi dan Industri Teknologi

Pemain besar seperti NVIDIA, yang telah menjadi pemimpin dalam pembuatan chip GPU canggih, merasakan dampak besar dari persaingan ini. Penurunan saham NVIDIA menunjukkan ketidakpastian dalam industri teknologi, terutama karena harga dan permintaan semikonduktor yang sangat bergantung pada perkembangan AI. Kemunculan DeepSeek sebagai pesaing yang menawarkan teknologi dengan biaya lebih rendah dapat mengubah dinamika pasar dan memperburuk ketergantungan pada perangkat keras tertentu.

Baca juga: Kapan Study Group Episode 5-6 Tayang? Inilah Spoiler dan Link Nonton di VIDIO bukan LK21: Lee Joon Berpura-Pura Menjadi Yoon Ga Min

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya