LINK Battle Through the Heavens Episode 465 Sub Indi Gratis No Sensor: Kejutan yang Mengguncang
![LINK Battle Through the Heavens Episode 465 Sub Indi Gratis No Sensor: Kejutan yang Mengguncang](https://www.surabayainside.com/uploads/large/60de26de4dad2fdc2451d2a4590a6571.png)
Battle -Instagram-
LINK Battle Through the Heavens Episode 465 Sub Indi Gratis No Sensor: Kejutan yang Mengguncang. Dalam suasana yang dipenuhi kabut putih yang tebal, yang menyelimuti bagian dalam menara kuno yang luas, terlihat seorang lelaki tua terengah-engah. Di tengah kabut itu, Penatua Liu, sosok yang biasanya dipandang penuh hormat di Akademi Dalam, kini tampak sangat berbeda. Wajahnya berubah-ubah antara terkejut dan cemas, seolah-olah perasaan itu berganti begitu cepat. Jubah yang dikenakannya terbakar habis, bau kulit yang terbakar tercium dari rambutnya. Penampilan ini sangat kontras dengan citra seorang sesepuh tinggi yang semestinya dihormati. Keadaan ini jelas menunjukkan betapa luar biasa kejadian yang baru saja terjadi.
Sebelumnya, para siswa yang lebih tua yang berada di menara sempat panik dan menghindar dari api yang muncul di dalam aula. Namun, begitu ketegangan mereda dan mereka mulai kembali sadar, pandangan mereka langsung tertuju pada Penatua Liu yang kini terperangkap dalam keadaan menyedihkan. Hal ini memunculkan rasa heran dan ketidakpercayaan di hati mereka. Bagaimana mungkin seorang penatua, yang memiliki kekuatan luar biasa dan posisi tinggi di akademi, bisa kalah dalam pertempuran dengan seorang siswa baru yang baru saja masuk kurang dari tiga hari yang lalu? Peristiwa ini jelas lebih mengejutkan daripada ketika Xiao Yan memimpin siswa baru untuk merampok siswa yang lebih senior.
Dalam sekejap, wajah Han Yue yang berdiri di antara kerumunan mengungkapkan keterkejutan yang mendalam. Namun, keterkejutannya itu perlahan-lahan menghilang, digantikan oleh tatapan yang lebih tajam dan penuh perhitungan. “Xiao Yan... dia memang sangat menarik,” pikirnya dalam hati. Han Yue, yang dikenal sebagai sosok yang dingin dan penuh kewaspadaan, merasa ada sesuatu yang istimewa dalam diri Xiao Yan.
Saat suasana mulai kembali tenang, suara batuk terdengar pecah, menghentikan keheningan yang memenuhi ruang tersebut. Semua mata kini tertuju pada Penatua Liu, yang meskipun dalam keadaan terbakar dan berantakan, masih berusaha menjaga kewibawaannya. “Xiao Yan yang hebat... tidak heran jika para kakek tua di akademi selalu menutup diri saat menyebut namamu. Ternyata, memang ada alasan di balik itu,” ujar Penatua Liu dengan suara serak. Ia lalu tersenyum, meskipun masih terlihat cemas.
Para siswa yang mendengar perkataan Penatua Liu merasa bingung. Mereka tidak sepenuhnya mengerti maksudnya, namun ada perasaan aneh yang merasuki mereka. Ternyata, Xiao Yan bukan hanya seorang siswa biasa—ia memiliki sesuatu yang sangat diinginkan bahkan oleh para penatua.
Setelah mengusir kabut yang mengelilinginya, Penatua Liu melangkah mundur. Semua perhatian kini tertuju pada sosok yang muncul di balik kabut putih itu. Suara langkah kaki yang semakin mendekat membuat suasana semakin menegangkan. Perlahan, sosok itu keluar dari kabut dan muncul di hadapan mereka.
Seorang pemuda berjubah hitam muncul dengan seorang penguasa hitam besar yang setinggi dirinya. Di tangan kiri pemuda tersebut tergenggam tubuh Wu Hao yang terlihat sudah pingsan. Mata pemuda itu menyapu sekeliling dengan tatapan tajam, menyebabkan beberapa siswa lebih tua yang menatapnya dengan kagum, segera mengalihkan pandangannya. Xiao Yan, yang sebelumnya telah menunjukkan kekuatan luar biasa, kini menarik perhatian semua orang dengan sikapnya yang tenang.
Penatua Liu, yang menyaksikan penampilan Xiao Yan yang sudah pulih kembali, tidak bisa menahan kekagumannya. “Ck ck, benar-benar luar biasa bisa bangkit dari serangan Heart Flame pertama. Xiao Yan, kamu adalah orang pertama yang melakukannya dalam bertahun-tahun,” ujarnya sambil menghela napas.
Namun, Xiao Yan tidak terlalu memperhatikan pujian itu. Ia justru bertanya, “Lalu, apa yang terjadi denganmu, Penatua Liu?” Ia menatap Penatua Liu dengan heran, menyadari kondisi buruk yang dialami oleh sang penatua.
Penatua Liu hanya tertawa kecil dan menjawab, “Ah, tidak ada apa-apa. Hanya kecelakaan kecil saat mengendalikan api.” Meskipun ia mencoba bersikap santai, jelas bahwa ada lebih banyak yang terjadi di balik kejadian tersebut. Api yang dikeluarkan oleh Xiao Yan memang sangat mengerikan, tetapi Penatua Liu tahu betul bahwa itu adalah serangan balik otomatis dari 'benda' yang melindungi pemiliknya. Xiao Yan sendiri mungkin tidak sepenuhnya mengendalikan api tersebut, yang pada akhirnya berujung pada kondisi memprihatinkan Penatua Liu.
Setelah percakapan singkat, Xiao Yan bertanya tentang kondisi Wu Hao yang ia bawa. Penatua Liu menjelaskan dengan senyum, “Dia hanya sedikit kelelahan. Setelah beristirahat malam ini, dia akan pulih kembali.”
Xiao Yan kemudian bertanya lebih lanjut tentang ‘Menara Penyulingan Qi Langit yang Berkobar’. Penatua Liu, yang menyadari bahwa Xiao Yan masih baru di akademi, menawarkan untuk memberi penjelasan lebih lanjut. “Jika Anda punya waktu, saya bisa mengajari Anda beberapa hal tentang menara ini. Tempat ini memang penuh dengan misteri, dan Anda pasti perlu memahami beberapa aturan dasar untuk bertahan hidup di sini.”
Xiao Yan, yang merasa ini adalah kesempatan baik untuk memahami lebih dalam tentang Akademi Dalam, dengan senang hati menerima tawaran tersebut. “Tentu, Penatua Liu. Terima kasih atas bantuannya,” jawabnya.
Sementara itu, para siswa yang menyaksikan kejadian ini merasa bingung. Mereka menyadari bahwa posisi Penatua Liu begitu tinggi, namun sikapnya yang lembut terhadap Xiao Yan menunjukkan betapa luar biasa pemuda tersebut. Bahkan mereka, yang selama ini berbangga diri dengan posisi mereka, tak mampu menandingi kewibawaan yang dimiliki oleh Xiao Yan.
“Jika Anda tidak sedikit lebih tegas, tidak ada yang akan mendengarkan Anda,” ujar Penatua Liu sambil tersenyum pada Xiao Yan. Kata-katanya mungkin terdengar ringan, tetapi ada kebenaran yang mendalam di baliknya.
Setelah mengirimkan siswa-siswa yang masih berdiri terpaku, Penatua Liu mengajak Xiao Yan lebih jauh ke dalam menara, menuju pertemuan dengan seorang wanita berpakaian perak, Han Yue. “Ini Han Yue, salah satu senior Anda di Akademi Dalam. Dia sudah berada di sini selama tiga tahun dan cukup dikenal dengan kekuatannya. Faksi ‘Roh Bulan’ yang ia bentuk juga sangat dihormati di akademi,” jelas Penatua Liu.
Xiao Yan, yang mendengar perkenalan itu, merasa terkejut. Han Yue, yang dikenal dengan wataknya yang dingin dan penuh kewaspadaan, ternyata memiliki kekuatan yang jauh melebihi apa yang dibayangkannya. "Akademi Dalam memang penuh dengan kejutan," pikir Xiao Yan, sambil mengamati sosok wanita itu dengan seksama.
Dengan tangan yang terulur, Xiao Yan menyapa Han Yue dengan sopan, “Senang bertemu denganmu, Senior Han Yue.” Meskipun terkesan dingin, hubungan pertama mereka ini membuka jalan bagi banyak pertemuan tak terduga yang akan datang di Akademi Dalam.
***