Icha Anaknya Siapa? Intip Biodata Sosok Mahasiswi yang Diduga Pimpin Orasi Kontroversial Hina Presiden Prabowo Subianto, Bukan dari Orang Sembarangan?

Icha-Instagram-
Icha Anaknya Siapa? Intip Biodata Sosok Mahasiswi yang Diduga Pimpin Orasi Kontroversial Hina Presiden Prabowo Subianto, Bukan dari Orang Sembarangan? Profil Tampang Icha Sosok Mahasiswi yang Diduga Pimpin Orasi Kontroversial Hina Presiden Prabowo Subianto, Lengkap: Umur, Agama dan Akun Instagram. Siapa Icha? Sosok Mahasiswi yang Diduga Pimpin Orasi Kontroversial Hina Presiden Prabowo Subianto, Kini Dicari Natizen. Mahasiswi Pimpin Orasi Kontroversial di Jakarta, Seruan Pemakzulan Presiden Prabowo Tuai Polemik
Jakarta – Sebuah video yang memperlihatkan seorang mahasiswi memimpin orasi dalam aksi demonstrasi di Jakarta viral di media sosial. Dalam aksi yang diikuti ribuan mahasiswa pada Jumat (21/02/2025) tersebut, mereka menyuarakan ketidakpuasan terhadap kebijakan-kebijakan Presiden Republik Indonesia, H. Prabowo Subianto. Namun, yang menjadi sorotan utama publik adalah gaya orasi mahasiswi tersebut yang dinilai provokatif dan tidak sopan.
Dalam rekaman video yang beredar luas, mahasiswi tersebut terdengar menyerukan ajakan pemakzulan terhadap Presiden Prabowo. "Mari teman-teman, kita bersama-sama memakzulkan Presiden Prabowo yang jelas tidak pro rakyat! Berbeda saat mencalonkan diri, dia mengemis-ngemis minta dipilih," teriaknya. Bahkan, ia mengajak massa untuk bernyanyi dengan lirik yang menghina kepala negara, sebuah tindakan yang menuai kecaman dari berbagai pihak.
Reaksi Keras dari Berbagai Kalangan
Ketua Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) DPC Kabupaten Mesuji, Apri Susanto, S.H., M.H., yang juga Direktur Kantor APS Law Firm, mengecam keras aksi tersebut. Ia menilai bahwa orasi yang disampaikan sudah melewati batas kebebasan berpendapat yang diatur dalam konstitusi.
"Kita memang diberi kebebasan untuk berpendapat sebagaimana diatur dalam Pasal 28E UUD 1945. Namun, yang perlu diingat adalah menyampaikan pendapat harus dengan bahasa yang sopan dan santun, bukan dengan ujaran kebencian atau penghinaan terhadap kepala negara," ujar Apri kepada media.
Ia juga menegaskan bahwa tindakan mahasiswi tersebut berpotensi melanggar hukum. Berdasarkan Pasal 218 Ayat (1) dalam RUU KUHP, penghinaan terhadap Presiden atau Wakil Presiden dapat dikenakan hukuman pidana hingga tiga tahun enam bulan penjara. Bahkan, dalam KUHP yang berlaku saat ini, Pasal 134 mengatur ancaman hukuman hingga enam tahun penjara bagi pelaku penghinaan terhadap Presiden.
Dugaan Adanya Motif Politik