Siapa Anak dan Istri Rodrigo Duterte? Mantan Presiden Filipina yang jadi Tersangka Pelanggaran Ham, Benarkah Bukan Orang Sembarangan?

Duterte-Instagram-
Siapa Anak dan Istri Rodrigo Duterte? Mantan Presiden Filipina yang jadi Tersangka Pelanggaran Ham, Benarkah Bukan Orang Sembarangan? Kenapa Rodrigo Duterte Mantan Presiden Filipina Tak Hadiri Sidang Perdana? Benarkah Diculik ICC? Rodrigo Duterte: Dari Presiden Kontroversial Hingga Tersangka Kejahatan Kemanusiaan di ICC
Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, kini menjadi sorotan dunia setelah dirinya ditangkap di Bandara Internasional Manila pada Selasa, 11 Februari 2025. Penangkapan ini dilakukan berdasarkan surat perintah dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang menuduhnya melakukan tindakan pembunuhan massal sebagai bagian dari kejahatan terhadap kemanusiaan selama masa kepemimpinannya. Setelah dibawa dari Hong Kong, Duterte langsung diterbangkan ke Den Haag, Belanda, dan saat ini mendekam dalam tahanan ICC. Berita penangkapannya memicu reaksi keras dari para pendukungnya, yang sebagian bahkan terlibat bentrokan dengan polisi di bandara.
Penyelidikan ICC dan Tuduhan Serius Terhadap Duterte
Menurut laporan CNN, ICC menyatakan bahwa Duterte telah diserahkan ke tahanan mereka untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Meskipun demikian, sidang pertama Duterte dijadwalkan akan digelar pada waktu yang belum ditentukan. Sebelumnya, ICC mengonfirmasi bahwa mantan presiden tersebut tidak akan hadir di pengadilan Den Haag pada Rabu, 12 Februari 2025, karena masih dalam tahap persiapan administratif.
ICC mulai menyelidiki kasus Duterte beberapa tahun lalu, namun penangkapannya sungguh mengejutkan banyak pihak. Pria yang dikenal dengan sikapnya yang kontroversial ini dituduh bertanggung jawab atas ribuan kematian dalam kampanye "perang melawan narkoba" yang ia canangkan sejak awal masa jabatannya. Menurut data resmi pemerintah Filipina, ada sekitar 6.248 orang tewas dalam operasi kepolisian yang dilakukan atas arahan Duterte. Namun, aktivis hak asasi manusia yakin angka sebenarnya jauh lebih tinggi, mencapai hampir 30.000 korban jiwa.
Kebijakan Brutal “Perang Melawan Narkoba”
Duterte dikenal sebagai sosok yang sangat vokal tentang pandangannya terhadap narkoba. Saat kampanye pemilihan presiden pada 2016, ia secara terbuka mengancam akan membunuh para pengedar narkoba dan pelaku kejahatan lainnya. Dalam salah satu pidatonya, Duterte berkata, “Lupakan hukum tentang hak asasi manusia. Jika saya berhasil masuk istana presiden, maka saya akan melakukan apa yang saya lakukan sebagai wali kota. Kalian pengedar narkoba, perampok, dan orang-orang yang tidak melakukan apa-apa, lebih baik kalian keluar karena saya akan membunuh kalian.”
Setelah resmi menjabat sebagai presiden pada 30 Juni 2016, Duterte segera meluncurkan kebijakan keras terhadap narkoba. Ia memberi wewenang kepada polisi untuk menembak mati siapa saja yang dicurigai terlibat dalam perdagangan atau pemakaian narkoba. Dalam beberapa bulan pertama masa jabatannya, lebih dari 2.000 orang tewas dalam baku tembak yang diduga direkayasa oleh aparat keamanan. Banyak laporan menyebut bahwa banyak korban dieksekusi tanpa proses hukum yang jelas, sehingga memicu kritik internasional.