Siapa Istri Kent Lisandi? Korban Penipuan 30 M oleh Oknum Maybank, Benarkah Bukan Orang Sembarangan?

Kent-Instagram-
Siapa Istri Kent Lisandi? Korban Penipuan 30 M oleh Oknum Maybank, Benarkah Bukan Orang Sembarangan? Tragedi di Balik Penipuan Rp30 Miliar: Kent Lisandi, Pengusaha Bandung yang Berjuang untuk Keadilan Hingga Akhir Hayatnya
Bandung - Sebuah kisah tragis yang menyentuh hati publik terjadi pada awal tahun 2024. Kent Lisandi, seorang pengusaha sukses asal Bandung, meninggal dunia pada Minggu, 10 Maret 2024, akibat serangan jantung. Namun, di balik kepergiannya yang mendadak ini, terselip kisah pilu tentang perjuangannya menuntut keadilan atas penipuan besar-besaran senilai Rp30 miliar yang melibatkan oknum dari salah satu bank ternama di Indonesia, Maybank.
Kematian Kent Lisandi menjadi sorotan publik karena diduga kuat penyakit jantung yang dialaminya dipicu oleh tekanan psikologis berat akibat kasus penipuan tersebut. Menurut kuasa hukumnya, Dr. Benny Wullur, S.H., M.Kes., Kent telah berupaya keras untuk mendapatkan keadilan selama berbulan-bulan. Namun, beban emosional dan mental yang ia alami tampaknya menjadi faktor pemicu utama serangan jantung yang merenggut nyawanya.
Awal Mula Penipuan Rp30 Miliar
Kisah penipuan ini bermula ketika Kent Lisandi, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama PT Selaras Kayu Abadi, diperkenalkan kepada Aris, seorang individu yang mengaku sebagai Kepala Cabang Maybank Cilegon. Melalui perkenalan ini, Kent diajak untuk menjalin kerja sama bisnis dengan iming-iming keuntungan besar dalam waktu singkat.
Dalam rangka menjalankan kerja sama tersebut, Kent diminta mentransfer sejumlah uang ke rekening Rohmat, seorang individu lain yang juga mengaku memiliki hubungan erat dengan Maybank. Agar lebih meyakinkan, Aris memberikan surat perjanjian resmi yang mencantumkan kop surat Maybank. Surat tersebut menegaskan bahwa uang Kent "tidak akan kemana-mana" dan hanya digunakan selama dua minggu.
Sebagai bukti tambahan, Kent diberikan cek yang dapat dicairkan setelah jangka waktu dua minggu berakhir. Dengan keyakinan penuh, Kent pun mentransfer dana senilai Rp30 miliar ke rekening yang ditunjuk.
Namun, tak disangka, setelah dua minggu berlalu, Kent tidak dapat mencairkan cek tersebut. Ternyata, Rohmat telah melaporkan kehilangan cek tersebut ke pihak kepolisian. Parahnya lagi, dana Rp30 miliar yang ditransfer Kent raib tanpa jejak.
Dugaan Manipulasi dan Pengalihan Tanggung Jawab
Setelah melakukan investigasi lebih lanjut, kuasa hukum Kent, Benny Wullur, menemukan fakta mengejutkan. Ternyata, ada dokumen gadai senilai Rp30 miliar yang ditandatangani oleh Aris. Menurut Benny, dokumen ini seharusnya tidak sah karena tidak memenuhi prinsip-prinsip legalitas dan transparansi.
"Berdasarkan analisis kami, ada indikasi kuat bahwa Maybank mencoba mengalihkan kerugian ini kepada Bapak Kent Lisandi," ujar Benny Wullur dalam sebuah video yang diunggah di akun TikTok @bennywullurlawfirm.
Pernyataan ini memicu spekulasi bahwa oknum-oknum tertentu di Maybank sengaja memanfaatkan nama besar institusi perbankan tersebut untuk melakukan tindakan ilegal. Hal ini tentu saja menambah beban moral bagi Kent Lisandi, yang harus berjuang sendiri melawan sistem yang tampaknya rumit dan tidak adil.
Penetapan Tersangka dan Langkah Hukum Selanjutnya
Meskipun Kent Lisandi telah tiada, proses hukum terkait kasus ini terus berlanjut. Saat ini, Aris dan Rohmat telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Metro Jakarta Pusat. Keduanya kini diamankan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Namun, banyak pihak mempertanyakan tanggung jawab Maybank dalam kasus ini. Apakah institusi perbankan tersebut benar-benar lepas tangan, atau ada keterlibatan internal yang belum terungkap? Pertanyaan-pertanyaan ini masih menjadi misteri yang menanti jawaban.
Perjalanan Hidup Kent Lisandi
Di balik kasus penipuan yang menimpanya, Kent Lisandi dikenal sebagai sosok pekerja keras dan visioner. Sebagai Direktur Utama PT Selaras Kayu Abadi, ia berhasil membawa perusahaan kayu miliknya menjadi salah satu pemain utama di industri. Namun, nasib tragis yang menimpanya menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya waspada terhadap praktik-praktik bisnis yang mencurigakan.