Abang Muhammad Nurul Azhar Anaknya Siapa? Inilah Profil Pegawai KPP Pratama Bintan Meninggal di Kantor Diduga Akibat Kelelahan Karena Coretax, Bukan Orang Biasa

kuburan-pixabay-
Abang Muhammad Nurul Azhar Anaknya Siapa? Inilah Profil Pegawai KPP Pratama Bintan Meninggal di Kantor Diduga Akibat Kelelahan Karena Coretax, Bukan Orang Biasa
Biodata Tampang Abang Muhammad Nurul Azhar Pegawai KPP Pratama Bintan Meninggal di Kantor Diduga Akibat Coretax, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun IG. Sosok Abang Muhammad Nurul Azhar Pegawai KPP Pratama Bintan Meninggal di Kantor Diduga Akibat Kelelahan dengan Coretax. Kisah Haru Pegawai KPP Pratama Bintan: Gugur dalam Tugas Akibat Kelelahan Berlebihan
Media sosial X dihebohkan dengan kabar duka yang menyentuh hati banyak orang. Seorang pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bintan, Abang Muhammad Nurul Azhar, meninggal dunia saat sedang bekerja di kantor. Kabar ini sontak menyebar luas dan menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen. Diduga kuat, almarhum mengalami kelelahan ekstrem akibat beban kerja yang terlalu berat selama tiga bulan terakhir.
Kepergian Azhar bukan hanya meninggalkan rasa kehilangan bagi keluarga dan rekan-rekannya, tetapi juga memicu diskusi serius tentang kondisi kerja di instansi pemerintah, khususnya di sektor pajak. Dalam unggahan yang dibagikan oleh akun @intinyadeh pada Sabtu, 15 Maret 2025, disebutkan bahwa almarhum meninggal dunia karena tekanan pekerjaan yang tidak kunjung mereda. Unggahan tersebut menyebutkan bahwa Azhar mengalami "kelelahan dan overworked," sebuah istilah yang kini semakin sering terdengar di tengah budaya kerja modern yang cenderung menuntut lebih dari batas kemampuan manusia.
Tanggung Jawab Besar di Balik Layar
Azhar, yang bekerja sebagai petugas validasi Pajak Penghasilan Tanah dan Bangunan (PPhTB), memiliki tanggung jawab besar di pundaknya. Validasi PPhTB adalah salah satu tugas penting dalam sistem perpajakan Indonesia, karena menyangkut keabsahan data transaksi properti yang dilaporkan oleh wajib pajak. Namun, pekerjaan Azhar tidak mudah. Ia harus berhadapan dengan sistem coretax yang sering mengalami gangguan teknis.
Coretax, platform digital yang digunakan untuk mengelola data perpajakan, menjadi salah satu faktor utama yang memperberat beban kerja Azhar. Sistem ini dikabarkan sering mengalami error atau lambat diakses, sehingga membuat proses validasi menjadi terhambat. Menurut penuturan akun @intinyadeh, sistem coretax baru bisa diakses dengan lancar pada dini hari, tepatnya sekitar pukul 2 pagi. Hal ini tentu saja sangat menguras tenaga dan waktu para pegawai, termasuk Azhar.
"Kondisi kerja gak ideal terutama 3 bulan terakhir. Yang bersangkutan sakit, kebagian validasi PPhTB yang sejak coretax sering error," tulis akun tersebut dalam unggahannya.
Perjuangan Hingga Detik Terakhir
Cerita tentang perjuangan Azhar semakin menyentuh hati ketika melihat unggahan dari akun @kotawuhanchina. Dalam tangkapan layar chat yang diunggah, terungkap bahwa Azhar masih bekerja hingga larut malam sebelum meninggal dunia. Bahkan, pada malam terakhirnya, ia masih menyelesaikan sisa pekerjaan validasi teman-temannya yang tertunda.
"Beliau menyelesaikan sisa pekerjaan validasi teman yang lain yang sampai jam 11 malam baru selesai 5 biji, berjuang untuk kredibilitas coretax," demikian isi pesan yang diunggah akun tersebut.
Kisah ini menggambarkan betapa besar dedikasi Azhar terhadap pekerjaannya. Namun, di balik dedikasi itu, ada harga mahal yang harus dibayar: kesehatan dan nyawa. Azhar, seperti banyak pegawai lainnya di berbagai sektor, mungkin merasa terbebani oleh target kerja yang tinggi dan tekanan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, meskipun kondisi sistem pendukung tidak mendukung.
Diskusi Publik tentang Budaya Kerja
Kepergian Azhar membuka mata publik tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kesehatan. Kasus ini juga mengundang pertanyaan besar tentang budaya kerja di Indonesia, khususnya di instansi pemerintah. Apakah beban kerja yang diberikan kepada pegawai sudah sesuai dengan kapasitas mereka? Apakah sistem teknologi yang digunakan sudah memadai untuk mendukung pekerjaan mereka?
Banyak netizen yang turut berkomentar di media sosial, menyuarakan keprihatinan mereka. Beberapa bahkan meminta agar pihak terkait melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem kerja di KPP Pratama Bintan maupun instansi pemerintah lainnya. "Ini alarm bagi kita semua. Jangan sampai lagi ada korban berikutnya hanya karena sistem yang buruk dan beban kerja yang tak manusiawi," tulis salah satu komentar di thread unggahan tersebut.