NO SENSOR! Video AKBP Fajar Eks Kapolres Ngada Saat Lecehkan 3 Anak Kecil Kini Tersebar, Benarkah Isinya Hoax?

Fajar-Instagram-
NO SENSOR! Video AKBP Fajar Eks Kapolres Ngada Saat Lecehkan 3 Anak Kecil Kini Tersebar, Benarkah Isinya Hoax? Skandal Mengejutkan AKBP Fajar Eks Kapolres Ngada: Pelecehan Anak di Bawah Umur hingga Penggunaan Narkoba
Nama AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja, mantan Kapolres Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), tengah menjadi buah bibir publik. Mantan perwira polisi ini kini berada di pusaran kontroversi setelah terlibat dalam dua kasus serius: pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur dan penggunaan narkoba. Kasusnya tak hanya membuat geger masyarakat Indonesia, tetapi juga menyebar hingga ke luar negeri, termasuk Australia. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi? Berikut ulasan lengkapnya.
Viral Video Kontroversial di Media Sosial
Kasus ini pertama kali mencuat setelah video yang diduga melibatkan AKBP Fajar tersebar luas di media sosial. Video tersebut memperlihatkan tindakan asusila yang dilakukan oleh mantan Kapolres Ngada terhadap korban yang masih berusia enam tahun. Mirisnya, korban dilaporkan diberikan uang sebesar Rp3 juta sebagai bentuk ‘pemulus’ atas aksi bejat tersebut.
Video tersebut kemudian viral dan menjadi sorotan warganet, bahkan dikabarkan telah menyebar hingga ke situs dewasa di Australia. Akun TikTok @alfaman796 dan @mba.uwu.kecelakan turut mengunggah informasi terkait kasus ini, menyebut bahwa warga Australia mengetahui kelakuan tidak terpuji AKBP Fajar dan merasa prihatin dengan kondisi korban.
“Warga Australia demo berharap TKP Fajar eks Kapolres Ngada yang videonya tersebar ke sana karena mereka tahu kelakuan pelaku. Semua yang melihat video itu kasihan dengan kondisi korban. Ya Allah, parah banget,” tulis salah satu akun TikTok.
Penyelidikan Intensif dan Status Tersangka
Menyikapi kasus ini, pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan mendalam. Dalam prosesnya, penyidik telah memeriksa 16 saksi serta korban untuk mengumpulkan fakta-fakta terkait kasus pencabulan tersebut. Hasilnya, AKBP Fajar resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pelecehan anak di bawah umur.
Meski demikian, motif di balik tindakan tak senonoh ini masih belum terungkap sepenuhnya. Publik pun dibuat bertanya-tanya, apa yang melatarbelakangi seorang perwira polisi melakukan hal sekeji itu? Apakah ini hanya masalah moralitas individu, atau ada faktor lain yang mempengaruhi perilaku pelaku?
Dari informasi yang beredar, AKBP Fajar terancam pasal berlapis dengan ancaman hukuman yang cukup berat. Bahkan, karier gemilangnya sebagai anggota Polri dipastikan tamat. Pemecatan dari institusi kepolisian pun sudah di depan mata.
Fakta Baru: Keterlibatan dalam Kasus Narkoba
Selain kasus pelecehan seksual, AKBP Fajar juga diduga terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Informasi ini semakin memperburuk citra pelaku di mata masyarakat. Menurut laporan terbaru, mantan Kapolres Ngada ini masih aktif menggunakan narkoba meski sudah berstatus tersangka dalam kasus asusila.
Penggunaan narkoba oleh seorang perwira polisi tentu menjadi tamparan keras bagi institusi kepolisian. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan besar tentang sistem pengawasan internal di tubuh Polri. Bagaimana mungkin seorang perwira tinggi bisa terjerumus dalam dua kasus serius tanpa adanya deteksi dini dari atasan atau rekan kerjanya?
Reaksi Publik dan Harapan untuk Keadilan
Kasus ini telah memicu kemarahan publik, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Banyak warganet yang menyerukan agar hukuman berat dijatuhkan kepada AKBP Fajar sebagai bentuk efek jera. Selain itu, ada harapan besar agar institusi kepolisian dapat melakukan evaluasi menyeluruh untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa mendatang.
“Apa pun alasannya, tindakan seperti ini tidak bisa dimaafkan. Korban adalah anak kecil yang tidak berdosa. Hukum harus ditegakkan seadil-adilnya,” komentar salah satu warganet di media sosial.