Mengapa Kopassus Ikut Jaga Hotel Fairmont Jakarta Saat Meeting Anggota DPR Rapat Bahas RUU TNI?

hotel-MagicDesk/pixabay-
Mengapa Kopassus Ikut Jaga Hotel Fairmont Jakarta Saat Meeting Anggota DPR Rapat Bahas RUU TNI? Berapa Biaya Sewa Ruang Meeting di Hotel Fairmont? Lokasi Yang Viral Usai Anggota DPR Rapat Bahas RUU TNI Hingga Dijaga Kopassus. Rapat Mewah di Hotel Fairmont: Biaya Fantastis dan Sorotan Publik
Hotel Fairmont Jakarta, salah satu hotel bintang lima yang menjadi primadona para tamu penting dari dalam maupun luar negeri, kembali menjadi sorotan. Kali ini, bukan karena kemewahan fasilitasnya atau layanan mewah yang disuguhkan, melainkan karena sebuah rapat tertutup yang digelar oleh anggota DPR RI pada Sabtu, 15 Maret 2025. Rapat tersebut menuai kritik pedas dari masyarakat, terutama karena biaya sewa ruangan hingga total pengeluaran yang fantastis di tengah kebijakan efisiensi yang sedang digaungkan pemerintah.
Hotel Fairmont: Fasilitas Mewah untuk Acara Penting
Fairmont Jakarta memang dikenal sebagai salah satu hotel mewah dengan fasilitas lengkap di pusat ibu kota. Selain kamar-kamarnya yang elegan, hotel ini juga menawarkan berbagai ruang meeting yang dapat disewa untuk acara bisnis, konferensi, atau pertemuan penting lainnya. Salah satu ruang meeting yang sering dipilih adalah Ruby Room, yang memiliki kapasitas hingga 120 orang. Ruangan ini dilengkapi dengan teknologi modern dan desain interior yang mewah, menjadikannya pilihan favorit bagi mereka yang ingin menggelar acara bergengsi.
Namun, di balik kemewahan tersebut, rincian biaya sewa ruangan dan fasilitas lainnya di Fairmont ternyata cukup mencengangkan. Berdasarkan unggahan akun X @yippieyupii, biaya sewa Ruby Room untuk keperluan rapat selama dua hari mencapai Rp125 juta per hari. Dengan kata lain, hanya untuk menggunakan ruang meeting saja, pemerintah harus mengeluarkan anggaran sebesar Rp250 juta. Angka ini tentu saja membuat banyak pihak geleng-geleng kepala.
Anggaran Menginap dan Konsumsi yang Bikin Melongo
Selain biaya sewa ruang meeting, ada juga pengeluaran lain yang tidak kalah fantastis. Para anggota DPR yang terlibat dalam rapat tersebut diduga menggunakan fasilitas menginap di hotel. Harga per kamar di Fairmont Jakarta dibanderol sekitar Rp3,5 juta per malam. Jika diasumsikan ada 120 orang yang menginap selama dua hari, maka total biaya penginapan mencapai Rp840 juta.
Belum lagi biaya konsumsi yang juga tak bisa diabaikan. Berdasarkan informasi yang beredar, paket berbuka puasa dibanderol Rp708 ribu per orang, sementara paket sahur seharga Rp588 ribu per orang. Jika dikalikan dengan jumlah peserta rapat (120 orang) selama dua hari, total biaya konsumsi mencapai Rp311,04 juta. Dengan demikian, total keseluruhan pengeluaran untuk rapat dua hari itu mencapai lebih dari Rp1,4 miliar, belum termasuk pajak.
"Rp125 juta x 2 hari = Rp250 juta (ruang meeting), Rp3,5 juta x 120 x 2 = Rp840 juta (penginapan), Rp708 ribu x 120 x 2 = Rp169,92 juta (buka puasa), Rp588 ribu x 120 x 2 = Rp141,12 juta (sahur). Total: Rp1,401,040,000 (belum pajak)," tulis pemilik akun X @yippieyupii.
Angka-angka ini tentu saja membuat banyak masyarakat geram. Bagaimana tidak? Di tengah upaya pemerintah untuk melakukan efisiensi anggaran demi kepentingan publik, anggota legislatif justru menggelontorkan uang negara dengan jumlah yang begitu besar hanya untuk sebuah rapat tertutup.
Isu Sensitif dalam Rapat Tertutup
Rapat yang digelar di Fairmont Jakarta ini bukan sembarang rapat. Agenda utamanya adalah membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI). Salah satu poin yang menjadi sorotan dalam RUU ini adalah aturan yang membolehkan prajurit TNI aktif menjabat di kementerian atau lembaga negara. Isu ini sangat sensitif karena berkaitan dengan reformasi sektor keamanan dan politik di Indonesia.
Masyarakat mempertanyakan mengapa rapat ini harus digelar secara tertutup di hotel mewah, alih-alih di gedung DPR yang jauh lebih hemat biaya. Banyak pihak menilai bahwa tindakan ini tidak hanya boros, tetapi juga kurang transparan. Apalagi, isu yang dibahas sangat strategis dan berpotensi memengaruhi arah kebijakan nasional.
Siapa di Balik Kemewahan Fairmont Jakarta?
Sebagai salah satu hotel mewah di Jakarta, Fairmont Jakarta dikelola oleh PT Senayan Trikarya Sempana (STS). Perusahaan ini merupakan hasil kerja sama antara Kajima Overseas Asia Pte, Ltd, perusahaan asal Jepang yang bergerak di bidang properti, dan Badan Pengelola Gelora Bung Karno (BPGK). Kolaborasi ini berhasil menciptakan salah satu destinasi akomodasi premium di ibu kota.