Misteri Hilangnya Iptu Tomi Samuel Marbun Lenyap 3 Bulan Usai Kontak Senjata dengan TPNPB: Kasus yang Menggugah Empati dan Sorotan Publik

Misteri Hilangnya Iptu Tomi Samuel Marbun Lenyap 3 Bulan Usai Kontak Senjata dengan TPNPB: Kasus yang Menggugah Empati dan Sorotan Publik

Iptu tomi-Instagram-

Misteri Hilangnya Iptu Tomi Samuel Marbun Lenyap 3 Bulan Usai Kontak Senjata dengan TPNPB: Kasus yang Menggugah Empati dan Sorotan Publik
Biodata Riah Tarigan Istri Iptu Tomi Samuel Marbun, Eks Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni yang Hilang 3 Bulan Usai Kontak Senjata dengan TPNPB
Kasus hilangnya Inspektur Satu (Iptu) Tomi Samuel Marbun, seorang anggota Polres Teluk Bintuni di Papua Barat, masih menyisakan tanda tanya besar bagi publik. Sejak Desember 2024, pria yang menjabat sebagai Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatreskrim) tersebut dilaporkan menghilang saat menjalankan tugas berbahaya mengejar kelompok kriminal bersenjata (KKB). Sampai artikel ini ditulis, keberadaannya belum diketahui, meninggalkan luka mendalam bagi keluarga, rekan kerja, serta masyarakat yang prihatin dengan nasibnya.

Kasus ini bukan hanya menjadi perhatian internal kepolisian dan keluarga korban, tetapi juga telah menarik sorotan para pemangku kepentingan di tingkat nasional. Melalui akun TikTok resminya, @yan.mandenas, Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, menegaskan bahwa kasus ini harus menjadi prioritas semua pihak. Institusi kepolisian sebagai induk organisasi yang menaungi penugasan Iptu Tomi Samuel, serta pemerintah, diminta untuk lebih serius dalam mengintensifkan pencarian dan penyelidikan lebih lanjut.



Langkah-Langkah Strategis yang Diambil oleh Komisi III DPR RI
Dalam upaya menemukan solusi konkret terkait kasus ini, Komisi III DPR RI telah menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan keluarga korban. RDPU ini bertujuan untuk membahas langkah-langkah strategis yang dapat segera dilakukan guna memastikan transparansi dan efektivitas proses pencarian serta penyelidikan.

Berikut adalah beberapa permintaan penting yang diajukan oleh Komisi III DPR RI:

1. Pembentukan Tim Pencari Fakta oleh Kapolri
Komisi III DPR RI mendesak Kapolri untuk segera membentuk tim pencari fakta independen yang bertugas mengungkap kronologi lengkap insiden hilangnya Iptu Tomi Samuel Marbun. Tim ini diharapkan mampu bekerja secara profesional, transparan, dan menyeluruh. Tujuannya adalah untuk memastikan tidak ada informasi yang tersembunyi atau simpang siur, sehingga masyarakat dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang apa yang sebenarnya terjadi.


2. Peningkatan Operasi Pencarian oleh Polda Papua Barat
Selain pembentukan tim pencari fakta, Komisi III DPR RI juga meminta Polda Papua Barat untuk melanjutkan operasi pencarian terhadap Iptu Tomi Samuel Marbun. Sebelumnya, pencarian sempat dihentikan, namun hal ini menuai protes keras dari keluarga korban. Mereka berharap agar upaya pencarian kembali ditingkatkan dengan melibatkan seluruh pihak terkait, termasuk TNI dan lembaga lain yang memiliki kemampuan operasional di wilayah konflik seperti Papua.

3. Pengawasan dan Evaluasi Secara Menyeluruh
Pentingnya pengawasan dan evaluasi atas kasus ini juga menjadi sorotan utama. Komisi III DPR RI menekankan agar Polda Papua Barat memberikan laporan yang lengkap dan transparan kepada pihak keluarga. Laporan ini harus mencakup perkembangan terbaru, hasil investigasi sementara, serta langkah-langkah yang akan diambil ke depan. Dengan demikian, keluarga korban dapat merasa lebih tenang dan yakin bahwa proses pencarian dilakukan secara maksimal.

Kekecewaan Keluarga Korban dan Permintaan Transparansi
Keluarga Iptu Tomi Samuel Marbun mengungkapkan kekecewaan mendalam atas penghentian pencarian yang sempat dilakukan oleh Polda Papua Barat. Bagi mereka, penghentian ini terasa seperti pengabaian terhadap nyawa seorang abdi negara yang sedang menjalankan tugas mulia. Mereka meminta agar pencarian tidak dihentikan sampai ada kepastian mengenai nasib Iptu Tomi, baik hidup maupun meninggal dunia.

Selain itu, keluarga juga menduga adanya kejanggalan dalam kasus ini. Mereka meminta agar penyelidikan dilakukan secara transparan dan profesional, mengingat situasi di lapangan sangat kompleks dan melibatkan banyak pihak. Kejanggalan-kejanggalan ini, jika tidak diusut tuntas, berpotensi menimbulkan ketidakpercayaan publik terhadap institusi kepolisian.

Tantangan Operasi di Wilayah Konflik
Papua Barat, terutama daerah-daerah seperti Teluk Bintuni, merupakan wilayah yang rawan konflik akibat aktivitas kelompok kriminal bersenjata (KKB). Medan yang sulit, akses komunikasi yang terbatas, serta ancaman keamanan membuat operasi pencarian menjadi semakin kompleks. Namun, tantangan ini tidak boleh dijadikan alasan untuk menghentikan upaya pencarian seorang anggota polisi yang gugur dalam tugas.

Kolaborasi antara kepolisian, TNI, serta masyarakat lokal menjadi kunci keberhasilan dalam operasi semacam ini. Selain itu, penggunaan teknologi modern seperti drone, satelit, dan alat pelacak lainnya juga dapat dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan pencarian.

Baca juga: Profil Tampang Indra Sanjaya Alias Pak Badhot YouTuber Animasi Dhot Design yang Ungkap Lahan Ganja di Kawasan Gunung Bromo, lengkap: Umur, Agama dan Akun IG

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya