Profil Tampang Jelita Jurnalis Asal Banjarbaru yang Ditemukan Tewas di Gunung Kupang, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram

Profil Tampang Jelita Jurnalis Asal Banjarbaru yang Ditemukan Tewas di Gunung Kupang, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram

Juwita-Instagram-

Profil Tampang Jelita Jurnalis Asal Banjarbaru yang Ditemukan Tewas di Gunung Kupang, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram

Tragedi Wartawati Banjarbaru: Menteri PPPA Desak Pengusutan Tuntas dan Hukuman Berat bagi Pelaku



Kasus kematian Juwita, seorang wartawati media online di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, terus menjadi sorotan publik. Tidak hanya karena korban adalah seorang jurnalis yang bertugas menyuarakan kebenaran, tetapi juga karena dugaan kuat bahwa peristiwa ini bukan sekadar kecelakaan biasa. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, angkat bicara terkait insiden ini. Ia menegaskan pentingnya pengungkapan kasus secara transparan serta penerapan hukuman maksimal jika pelaku terbukti bersalah.

Dalam pernyataannya saat ditemui di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (27/3/2025), Arifah menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden yang menewaskan Juwita. Diduga kuat, pelaku utama dalam kasus ini adalah seorang anggota TNI AL yang baru saja bertugas selama satu bulan di Lanal Balikpapan. Meski demikian, KemenPPPA memastikan akan mengoordinasikan upaya investigasi lebih lanjut dengan tim di lapangan untuk memastikan keadilan ditegakkan.

Harapan untuk Keadilan: Hukum Seberat-beratnya bagi Pelaku
Arifah menekankan bahwa tindakan kekerasan yang menghilangkan nyawa seseorang, seperti yang dialami Juwita, adalah tindakan tidak manusiawi yang tidak boleh terjadi pada siapa pun—baik itu jurnalis maupun masyarakat umum. Oleh karena itu, ia berharap agar kasus ini segera diusut tuntas dan pelaku diberi hukuman seberat-beratnya.


"Kami sangat prihatin atas insiden ini. Apalagi, korban adalah seorang jurnalis yang memiliki peran strategis dalam menyuarakan kebenaran dan memperjuangkan hak-hak masyarakat," ujar Arifah.

Ia melanjutkan, "Jika pelaku sudah teridentifikasi, kami meminta agar hukuman yang diberikan benar-benar memberikan efek jera. Ini penting agar tidak ada lagi kejadian serupa di masa depan."

Pernyataan ini disampaikan sebagai bentuk solidaritas terhadap keluarga korban dan rekan-rekan Juwita di dunia jurnalistik. Arifah juga menyerukan agar kasus ini menjadi momentum untuk meningkatkan perlindungan terhadap para jurnalis di Indonesia.

Langkah KemenPPPA: Koordinasi dengan Tim di Balikpapan
Untuk memastikan kasus ini ditangani secara serius, Kementerian PPPA akan berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Balikpapan. Langkah ini dilakukan guna memastikan penanganan kasus Juwita tidak hanya difokuskan pada aspek hukum, tetapi juga pada perlindungan hak-hak korban sebagai seorang perempuan.

"Kami akan langsung berkoordinasi dengan UPTD PPA di Balikpapan untuk memantau perkembangan kasus ini. Nanti, kami akan memberikan update sesuai dengan informasi yang kami terima dari tim di lapangan," tambah Arifah.

KemenPPPA juga berencana untuk menggandeng lembaga terkait, termasuk Komnas Perempuan dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), untuk memastikan proses hukum berjalan adil dan transparan.

Misteri di Balik Kematian Juwita
Kematian Juwita masih menyimpan banyak misteri. Awalnya, insiden ini diduga sebagai kecelakaan tunggal yang terjadi saat korban mengendarai sepeda motor. Namun, temuan di lokasi kejadian justru memunculkan spekulasi lain.

Juwita ditemukan tak bernyawa di tepi jalan menuju Desa Kiram, Banjar, Sabtu (22/3/2025). Saat ditemukan, tubuhnya mengalami sejumlah luka yang mencurigakan, seperti luka di dagu, lebam di punggung dan leher. Selain itu, dompet serta ponsel miliknya juga hilang, namun sepeda motornya masih berada di lokasi kejadian, terperosok ke semak-semak.

Kejanggalan lainnya adalah rute yang diambil oleh Juwita. Korban diketahui berpamitan kepada keluarganya untuk pergi ke Guntung Payung pada pagi hari. Namun, alih-alih ditemukan di Guntung Payung, Juwita justru ditemukan tewas di Gunung Kupang pada siang harinya.

Warga yang pertama kali menemukan Juwita langsung membawanya ke RSUD Idaman Banjarbaru untuk mendapatkan pertolongan. Sayangnya, nyawa Juwita tidak dapat diselamatkan.

Perlindungan Jurnalis: Tanggung Jawab Bersama
Kematian Juwita tidak hanya menjadi duka bagi keluarganya, tetapi juga bagi komunitas pers di Indonesia. Sebagai seorang wartawati, Juwita telah menjalankan tugasnya untuk menyampaikan informasi kepada publik. Namun, nyawanya harus melayang akibat dugaan tindakan kriminal yang belum sepenuhnya terungkap.

Kasus ini mengingatkan kita semua akan pentingnya perlindungan terhadap jurnalis. Dalam menjalankan tugasnya, jurnalis sering kali berhadapan dengan risiko besar, mulai dari ancaman fisik hingga intimidasi. Oleh karena itu, negara memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap jurnalis dapat bekerja dengan aman tanpa rasa takut.

Baca juga: LANGSUNG BACA! Killer Peter Chapter 87 Sub Bahasa Indonesia RAW Spoiler

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya