Nadhifa Tazkia Ramadhani Anaknya Siapa? Inilah Biodata Mahasiswa yang Diduga Tulis Cuitan Ancaman Pembunuhan pada Presiden Prabowo Subianto, Bukan Orang Biasa?

Nadhifa-Instagram-
Nadhifa Tazkia Ramadhani Anaknya Siapa? Inilah Biodata Mahasiswa yang Diduga Tulis Ciutan Ancaman Pembunuhan pada Presiden Prabowo Subianto, Bukan Orang Biasa?
Profil Tampang Nadhifa Tazkia Ramadhani Mahasiswa yang Diduga Tulis Ciutan Ancaman Pembunuhan pada Presiden Prabowo Subianto, Lengkap: Umur, Agama dan IG. Siapa Nadhifa Tazkia Ramadhani? Mahasiswa yang Diduga Tulis Ciutan Ancaman Pembunuhan ke Presiden Prabowo Subianto, Kini Sosoknya Jadi Buruan Natizen. Ancaman Pembunuhan terhadap Prabowo Subianto: Narasi Berbahaya di Media Sosial yang Mengundang Kontroversi
Di tengah hiruk-pikuk perbincangan publik terkait Undang-Undang TNI, muncul ancaman berbahaya yang dilontarkan oleh seorang warganet kepada Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto. Ancaman tersebut tidak hanya mengejutkan, tetapi juga memicu gelombang kemarahan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Lebih mencengangkan lagi, narasi ini mengacu pada kasus pembunuhan Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy (JFK), yang tewas ditembak dalam iring-iringan mobil kepresidenan pada tahun 1963.
Cuitan Berbahaya yang Viral
Dalam sebuah unggahan di platform media sosial X (dulu Twitter), salah satu akun warganet menyebarkan foto iring-iringan mobil yang ditumpangi Prabowo Subianto. Cuitan tersebut dibuat pada Rabu (26/3) dan langsung menjadi viral. Dalam waktu singkat, cuitan itu mendapatkan lebih dari 40 ribu likes dan 7,8 ribu retweet. Namun, bukan jumlah interaksi yang menjadi sorotan utama, melainkan isi cuitan yang sangat provokatif dan mengancam keselamatan Prabowo Subianto.
Akun lain, dengan nama pengguna @Mii_miskha, bahkan menulis cuitan yang lebih eksplisit: "Ga ada yang mau headshot kepalanya @prabowo??? I Bet we have the best Underground Sniper." Pernyataan ini jelas-jelas merupakan bentuk ancaman serius yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Frasa "headshot" dan "underground sniper" yang digunakan dalam cuitan tersebut semakin menunjukkan intensi buruk pelaku untuk menyampaikan pesan intimidatif.
Jejak Digital Pelaku Ancaman
Melihat cuitan tersebut, banyak warganet yang penasaran dengan identitas pemilik akun @Mii_miskha. Setelah dilakukan pencarian lebih lanjut, seperti yang dilansir dari akun Instagram Ndons_back, sosok di balik akun kontroversial itu diketahui bernama Nadhifa Tazkia Ramadhani. Gadis kelahiran Jakarta, 27 Desember 1999, ini diketahui berstatus sebagai mahasiswa di salah satu universitas ternama di Indonesia dengan jurusan Biologi.
Namun, hingga artikel ini ditulis, Nadhifa Tazkia Ramadhani belum memberikan klarifikasi apapun terkait cuitannya yang viral. Akun media sosialnya pun masih aktif, meskipun tekanan dari publik semakin meningkat untuk meminta pertanggungjawaban atas pernyataan berbahayanya tersebut.
Konteks Politik di Balik Ancaman
Ancaman terhadap Prabowo Subianto ini muncul di tengah polemik terkait pengesahan UU TNI. Beberapa kelompok masyarakat yang kontra terhadap undang-undang tersebut diduga menjadi pemicu munculnya narasi-narasi negatif di media sosial. Salah satu indikatornya adalah adanya warganet yang secara terbuka menyatakan keinginan mereka untuk melihat pembunuhan terhadap seorang pemimpin setelah UU TNI disahkan.
Namun, penting untuk dicatat bahwa ancaman semacam ini tidak hanya melanggar norma kesusilaan, tetapi juga dapat dikenai sanksi hukum. Menurut UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) di Indonesia, ancaman pembunuhan melalui media sosial dapat diproses secara hukum dengan ancaman pidana penjara hingga enam tahun.
Refleksi atas Bahaya Narasi Negatif di Era Digital
Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga etika dan tanggung jawab di dunia maya. Media sosial, yang semula dirancang sebagai platform untuk berbagi informasi dan berkomunikasi, kini kerap kali dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi-narasi negatif yang dapat memicu ketegangan sosial dan politik. Ancaman terhadap Prabowo Subianto adalah salah satu contoh nyata bagaimana kebebasan berekspresi di internet bisa disalahgunakan jika tidak diimbangi dengan rasa tanggung jawab.