Dokter di Manado Diancam Pistol oleh Pengantar Pasien di IGD: Kronologi dan Fakta yang Mengejutkan

ilustrasi-pixabay-
Dokter di Manado Diancam Pistol oleh Pengantar Pasien di IGD: Kronologi dan Fakta yang Mengejutkan. Sebuah insiden mencekam terjadi di salah satu rumah sakit militer di Manado, Sulawesi Utara. Seorang dokter bernama Regina mengalami ancaman serius saat bertugas di Instalasi Gawat Darurat (IGD) tempatnya bekerja. Ancaman tersebut datang dari seorang pengantar pasien yang diduga merupakan anggota kepolisian. Peristiwa ini sontak menjadi sorotan publik karena melibatkan tindakan intimidasi dengan senjata api kepada tenaga medis.
Melalui akun media sosial X (dulunya Twitter), @_heavenpostman, Regina membagikan kisah traumatik yang dialaminya. “Selama 6 tahun jaga IGD, baru kali ini diancam pistol di IGD. Ngetik ini masih gemeteran,” tulisnya pada Minggu, 6 April 2025. Unggahan tersebut langsung viral dan menuai berbagai reaksi dari netizen.
Kronologi Kejadian
Peristiwa bermula ketika seorang pasien tiba di IGD rumah sakit militer tersebut. Pasien tersebut adalah seorang perwira polisi yang mengalami kecelakaan lalu lintas. Namun, ada hal mencurigakan yang segera terdeteksi oleh tim medis. Selain kondisi fisik pasien, bau alkohol juga tercium dari tubuh pasien dan para pengantarnya.
Regina kemudian menanyakan keberadaan istri pasien. Menurut prosedur medis, penjelasan kondisi pasien harus diberikan kepada wali sah atau keluarga dekat. Namun, pertanyaan ini rupanya memicu kemarahan salah satu pengantar pasien.
“Pengantar pasien tidak terima dan mulai bersuara keras,” ungkap Regina dalam kronologinya. Tidak hanya itu, salah satu pengantar pasien yang mengenakan topi tiba-tiba mengeluarkan senjata api dan mengarahkannya ke arah sang dokter. Sambil menodongkan pistol, pelaku berkata, “Kita ada senjata.”
Sontak, suasana menjadi tegang. Regina, yang merasa nyawanya terancam, langsung berlari menyelamatkan diri. Ia kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pos militer yang berada di area rumah sakit. Tak hanya itu, korban juga telah melaporkan kasus ini ke Polsek setempat untuk diproses lebih lanjut.
Pelaku Diduga Anggota Kepolisian
Salah satu fakta yang paling mengejutkan dari insiden ini adalah identitas pelaku. Regina menyebut bahwa pelaku diduga merupakan anggota polisi. Hal ini diperkuat dengan adanya indikasi bahwa pasien yang dibawa ke IGD adalah seorang perwira polisi yang sedang bertugas.
“Sampai sekarang masih ga habis pikir bisa bisanya ada coklat nodong pestol ke dokter jaga di rs ijo,” tulis Regina, menggunakan bahasa gaul untuk menunjukkan kekesalannya. Istilah “coklat” dan “rs ijo” kemungkinan besar merujuk pada warna seragam polisi dan lambang rumah sakit militer.
Reaksi Publik dan Sorotan Terhadap Etika Profesi
Insiden ini memicu gelombang protes dari masyarakat maupun komunitas medis. Banyak pihak menyesalkan tindakan pelaku yang dinilai tidak pantas dan melanggar etika profesionalisme. Dokter dan tenaga medis memiliki tugas mulia untuk menyelamatkan nyawa, sehingga mereka semestinya mendapatkan perlindungan saat menjalankan tugas.
“Ini adalah bentuk pelecehan terhadap profesi medis. Dokter sudah cukup stres menghadapi tekanan kerja, apalagi ditambah ancaman seperti ini,” ujar salah satu komentar dari netizen.