Mengenal Negara Kamboja: Dari Sejarah Gemilang hingga Kontroversi Akibat Judi Online

Ilustrasi Kantor--
Mengenal Negara Kamboja: Dari Sejarah Gemilang hingga Kontroversi Akibat Judi Online. Belakangan ini, nama Kamboja tiba-tiba menjadi sorotan di kalangan masyarakat Indonesia. Bukan karena keindahan Angkor Wat atau sejarah gemilang kerajaan Khmer-nya, melainkan karena fenomena kontroversial yang viral di media sosial. Nama ‘Kamboja’ bahkan sempat menduduki daftar trending topics di platform X (sebelumnya Twitter). Apa penyebabnya? Laporan investigasi mengungkap keterlibatan pengusaha dan politikus Tanah Air dalam industri judi online yang berbasis di negara tersebut.
Meski demikian, bukan berarti Kamboja hanya menyimpan cerita kelam. Di balik polemik yang sedang hangat diperbincangkan, negara Asia Tenggara ini memiliki banyak fakta menarik yang layak diketahui. Berikut ulasan lengkap tentang Kamboja, dari sejarahnya yang megah hingga tantangan modern yang dihadapinya saat ini.
1. Warisan Sejarah yang Megah: Kejayaan Kerajaan Khmer
Kamboja adalah salah satu negara dengan akar sejarah paling kaya di Asia Tenggara. Pada abad ke-9 hingga ke-15, Kamboja pernah menjadi pusat kekuasaan di wilayah ini berkat keberhasilan Kerajaan Khmer. Salah satu warisan terbesarnya adalah kompleks candi Angkor Wat, yang kini diakui sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.
Angkor Wat tidak hanya menjadi simbol nasional Kamboja, tetapi juga ikon global yang menarik jutaan wisatawan setiap tahunnya. Candi ini merupakan kompleks kuil Hindu-Buddha terbesar di dunia, dengan arsitektur yang luar biasa detail dan mencerminkan kemajuan teknologi serta seni pada masanya. Bagi traveler pecinta sejarah, Kamboja adalah destinasi wajib untuk menelusuri jejak peradaban kuno yang memukau.
Namun, sayangnya, popularitas sejarah dan budaya Kamboja sering kali tersisihkan oleh isu-isu kontemporer yang lebih "seksi" untuk dibahas di media sosial.
2. Transisi Politik yang Mencurigakan: Bayang-bayang Otoritarianisme
Secara politik, Kamboja telah mengalami transisi yang kontroversial. Selama hampir empat dekade, negara ini dipimpin oleh Hun Sen, seorang pemimpin otoriter yang menjabat sebagai Perdana Menteri sejak 1985. Kepemimpinannya dikenal keras, dengan catatan pelanggaran hak asasi manusia dan pembatasan kebebasan sipil.
Pada tahun 2023, Hun Sen secara resmi menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada putranya, Hun Manet. Meskipun ada upaya untuk menjadikan transisi ini sebagai langkah menuju regenerasi, banyak pihak skeptis terhadap proses demokratisasi di Kamboja. Mereka khawatir bahwa pergantian kekuasaan ini hanya formalitas untuk melanggengkan dinasti politik tanpa memberikan ruang bagi oposisi.
Situasi ini menjadi perhatian internasional, terutama karena Kamboja dianggap sebagai contoh negara yang gagal membangun sistem demokrasi yang inklusif dan adil.
3. Perekonomian Bertumpu pada Tekstil dan Pariwisata
Dalam dua dekade terakhir, ekonomi Kamboja menunjukkan pertumbuhan yang stabil, meskipun masih menghadapi tantangan besar. Negara ini sangat bergantung pada tiga sektor utama: tekstil, konstruksi, dan pariwisata.
Industri tekstil menjadi penyumbang terbesar bagi pendapatan negara, dengan produk seperti pakaian dan alas kaki diekspor ke pasar global. Namun, ketergantungan pada investasi asing, terutama dari Tiongkok, membuat ekonomi Kamboja rentan terhadap fluktuasi global. Ketimpangan sosial juga masih menjadi masalah serius, di mana kesenjangan antara kelas atas dan bawah semakin lebar.
Di sisi lain, pariwisata memberikan harapan besar bagi Kamboja. Wisatawan mancanegara tertarik pada keindahan alam, situs sejarah, dan budaya lokal yang unik. Namun, pandemi COVID-19 sempat memberikan pukulan telak bagi sektor ini, dan pemulihan pasca-pandemi masih berlangsung hingga hari ini.
4. Legalitas Perjudian dan Industri Online yang Mengundang Kontroversi
Salah satu topik yang paling disorot belakangan ini adalah legalitas perjudian di Kamboja. Pemerintah Kamboja melegalkan aktivitas perjudian, tetapi hanya untuk warga negara asing. Hal ini menjadikan negara ini sebagai salah satu pusat perjudian terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Industri judi online, khususnya, berkembang pesat di Kamboja. Banyak perusahaan judi online merekrut tenaga kerja asing, termasuk dari Indonesia, untuk mengoperasikan platform mereka. Sayangnya, praktik ini sering kali melibatkan eksploitasi tenaga kerja dan perdagangan manusia, yang menjadi sorotan organisasi internasional dan lembaga kemanusiaan.