Profil Tampang Ipda Endry Purwa Sefa yang Minta Maaf Usai Pukul Jurnalis, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram

Profil Tampang Ipda Endry Purwa Sefa yang Minta Maaf Usai Pukul Jurnalis, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram

Endry-Instagram-

Profil Tampang Ipda Endry Purwa Sefa yang Minta Maaf Usai Pukul Jurnalis, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram. Drama Kekerasan di Stasiun Tawang Inilah Sosok Ipda Endry Purwa Sefa yang Minta Maaf Usai Pukul Jurnalis, Benarkah Bukan Ajudan dari Kapolri?
Sebuah insiden yang memicu sorotan publik terjadi di Stasiun Semarang Tawang pada hari peninjauan arus balik oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo. Dalam peristiwa tersebut, seorang anggota polisi bernama Ipda Endry Purwa Sefa terlibat tindak kekerasan terhadap jurnalis. Insiden ini menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat dan media karena melibatkan aparat penegak hukum yang seharusnya melindungi hak-hak masyarakat, termasuk pers.

Setelah penyelidikan lebih lanjut, terungkap bahwa Ipda Endry bukanlah ajudan pribadi Kapolri, seperti yang sempat diperkirakan. Ia adalah bagian dari Tim Pengamanan Protokoler Kapolri , yang bertugas mengamankan jalannya agenda Kapolri di Stasiun Semarang Tawang. Namun, tindakan Ipda Endry saat menjalankan tugasnya ternyata menimbulkan kontroversi besar.



Kronologi Kejadian: Dorongan Kasar, Pemukulan, Hingga Ancaman
Kejadian bermula ketika para jurnalis sedang meliput agenda Kapolri di Stasiun Tawang. Para wartawan berusaha mendapatkan informasi terkait situasi arus balik Lebaran, yang menjadi fokus utama kunjungan kerja Kapolri. Namun, suasana tiba-tiba memanas ketika Ipda Endry meminta para jurnalis untuk mundur. Alih-alih berkomunikasi dengan baik, ia malah mendorong para jurnalis secara kasar .

Salah satu korban kekerasan tersebut adalah Makna Zaezar , seorang jurnalis dari Kantor Berita Antara. Ipda Endry mendekati Makna dan tanpa alasan yang jelas, ia memukul kepala sang jurnalis. Tak hanya itu, Ipda Endry juga melontarkan ancaman kepada seluruh jurnalis yang hadir. Dengan nada tinggi, ia berkata, "Kalian pers, saya tempeleng satu-satu." Ancaman ini semakin memperburuk suasana dan meninggalkan trauma bagi para jurnalis yang sedang menjalankan tugas profesional mereka.


TAG:
Sumber:

ide

Berita Lainnya