Profil Biodata Paimo Al Suparmo Lengkap dari Umur, Agama dan Akun IG Pemilik Usaha Kuliner Legendaris Leker Paimo yang Meninggal Dunia

Paimo-Instagram-
Namun, tidak semua eksperimennya berhasil dipasarkan. Ada dua varian rasa yang gagal karena biaya produksinya terlalu tinggi, meskipun rasanya sangat lezat. "Bukan karena rasanya jelek, tapi karena harganya mahal, pelanggan tidak bersedia membeli," ujarnya sambil tersenyum.
Go International: Leker Paimo Melanglang Buana
Popularitas Leker Paimo tidak hanya terbatas di Semarang. Paimo sering menerima pesanan dari luar kota hingga luar negeri, termasuk Singapura, Australia, dan Amerika Serikat. Namun, pengiriman ke luar negeri tidak dilakukan langsung oleh Paimo. Ia memberi syarat bahwa pesanan harus diambil langsung di rumahnya oleh kerabat pelanggan di Indonesia. Kerabat inilah yang kemudian bertugas mengirimkan pesanan tersebut ke negara tujuan.
Pesanan luar kota biasanya dikerjakan Paimo pada malam hari agar pagi harinya ia bisa tetap berdagang. Menurutnya, leker harus dibuat sendiri demi menjaga kualitas rasa dan kepuasan pelanggan. "Kalau cuma mengandalkan penjualan di Semarang saja, saya makan apa? Orang Semarang sedikit," canda Paimo sambil tertawa.
Selain melayani pesanan luar kota, Paimo juga sering memenuhi panggilan ke berbagai kota di Pulau Jawa, seperti Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta. Mulai tahun 2005, ia rutin membawa gerobak lekernya ke acara-acara besar, seperti ulang tahun, pernikahan, hingga acara korporasi. Panggilan ke luar Jawa seperti Bali, Makassar, dan Lampung juga banyak datang, namun ia belum bersedia melayani karena keterbatasan tenaga dan waktu.
Kenangan Manis di Mata Pelanggan
Bagi banyak orang, Leker Paimo bukan sekadar camilan biasa. Ini adalah bagian dari kenangan masa kecil yang sulit dilupakan. Seperti cerita yang ditulis oleh akun @kurniawan xie yin kang, ia pertama kali mencicipi leker saat duduk di bangku SD. "Dulu lapaknya persis di depan sekolah saya. Lekernya hanya ada isian gula, cokelat, kacang, keju, pisang, dan telur. Setelah pindah ke depan Loyola, varian toppingnya semakin banyak, bahkan ada tuna, sosis, dan mozarella," tulisnya.
Ungkapan rasa hormat dan terima kasih juga datang dari berbagai sudut komentar. Akun @Hendro Supriyanto New menulis, "Semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT. Aamiin." Sementara itu, akun @Sundoro Natz mengenang kebaikan Paimo yang selalu melayani pelanggan dengan senyum dan tawa renyah. "Tiada duanya pokoke... Matur suwun mbah Mo!"
Warisan yang Tak Terlupakan
Kepergian Paimo Al Suparmo bukan hanya meninggalkan duka bagi keluarga, tetapi juga bagi masyarakat Semarang dan pecinta kuliner di mana-mana. Ia adalah contoh nyata bagaimana ketekunan, inovasi, dan kerja keras dapat mengubah hidup seseorang. Warisan kuliner yang ia tinggalkan melalui Leker Paimo akan terus dikenang sebagai salah satu kebanggaan Kota Semarang.
Selamat jalan, Pak Paimo. Terima kasih telah mengisi masa kecil kami dengan jajanan legendarismu. Semoga amal ibadahmu diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Aamiin.