India Perkuat Armada Laut dengan Rafale-M, Fokus pada Pengembangan Jet Tempur Lokal

India Perkuat Armada Laut dengan Rafale-M, Fokus pada Pengembangan Jet Tempur Lokal

Jet tempur--

Pemerintah India, melalui Komite Keamanan Kabinet (CCS) yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi, menyetujui kesepakatan bersejarah senilai ₹63.000 crore (sekitar $7,5 miliar) pada 9 April 2024 untuk membeli 26 jet tempur Rafale-M dari Prancis.

Langkah ini menjadi bagian penting dari modernisasi pertahanan India, khususnya untuk Angkatan Laut, sekaligus menegaskan komitmen negara dalam mempercepat program pesawat tempur dalam negeri seperti Tejas LCA Mk1A dan AMCA guna mengatasi kekurangan skuadron Angkatan Udara India (IAF).



Detail Kesepakatan Rafale-M

Kesepakatan ini mencakup 22 jet Rafale-M single-seater yang dirancang untuk operasi di kapal induk seperti INS Vikrant dan INS Vikramaditya, serta 4 jet pelatih twin-seater yang akan meningkatkan kemampuan latihan pilot. Selain itu, paket ini dilengkapi persenjataan, simulator, suku cadang, dukungan logistik, dan pelatihan kru.

Yang menarik, kesepakatan ini juga menyertakan penyesuaian khusus untuk India, seperti pembangunan pusat perawatan, perbaikan, dan overhaul (MRO) di dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada pihak asing. Rafale-M juga akan diintegrasikan dengan rudal udara Astra buatan lokal serta melibatkan pasokan komponen dari industri dalam negeri melalui inisiatif Make in India.


Pengiriman jet diperkirakan dimulai 3,5 tahun setelah kontrak ditandatangani, dengan seluruh armada direncanakan tuntas pada 2031.

Strategi Pertahanan: Impor dan Inovasi Lokal Berjalan Beriringan

Kehadiran Rafale-M di Angkatan Laut India akan memperkuat dominasi maritim negara di kawasan Indo-Pasifik. Namun, di balik ini, terselip pesan strategis: India tak bisa hanya bergantung pada impor. Angkatan Udara India (IAF) saat ini hanya memiliki 31 skuadron dari target 42, dan rencana pengadaan 114 Rafale tambahan masih menunggu persetujuan.

Di sinilah program pesawat tempur lokal seperti Tejas LCA Mk1A dan AMCA menjadi kunci. Pesawat Tejas Mk1A, yang sudah dipesan 83 unit oleh IAF, mulai dikirim pada 2024 dengan peningkatan radar, sistem perang elektronik, dan kemampuan membawa berbagai jenis senjata. Sementara itu, AMCA—jet siluman generasi kelima—ditargetkan melakukan penerbangan perdana pada 2025 dan masuk layanan pada 2030. Keberhasilan keduanya akan menentukan masa depan kemandirian pertahanan India.

Tantangan Menuju Swasembada

Meski ambisius, jalan menuju swasembada alutsista tidaklah mudah. Keterlambatan produksi Tejas atau pengiriman Rafale-M berisiko memperlebar celah kemampuan tempur IAF. Teknologi canggih seperti mesin generasi baru dan material siluman untuk AMCA juga membutuhkan riset intensif. Selain itu, anggaran pertahanan yang terbatas menuntut alokasi dana yang bijak antara impor dan pengembangan dalam negeri.

Kesepakatan Rafale-M membuktikan keseriusan India dalam memperkuat pertahanan laut. Namun, masa depan keamanan nasional bergantung pada kemampuan negara mempercepat program pesawat tempur lokal. Dengan pendekatan dua jalur—mengimpor teknologi mutakhir sembari menggenjot inovasi domestik—India berpeluang mengisi kekurangan skuadron IAF sekaligus menjadi pemain utama di industri pertahanan global.

 

Sumber:

ide

BERITA TERKAIT

Berita Lainnya