Australia Disebut Ingin Tempatkan Pesawat Militer di Indonesia, Makin Ribut Russia Sebut Amerika dan Australia Berbahaya Bagi ASEAN
Pesawat Militer Australia--
Australia Disebut Ingin Tempatkan Pesawat Militer di Indonesia, Makin Ribut Russia Sebut Amerika dan Australia Berbahaya Bagi ASEAN
Pada pertengahan April 2025, Australia resmi meminta penjelasan ke Pemerintah Indonesia terkait laporan bahwa Rusia mengajukan permintaan menempatkan pesawat militer di Papua, memicu bantahan keras dari Jakarta yang menegaskan tidak ada rencana semacam itu .
Sementara itu, Moskow menuduh sekutu Barat—khususnya Amerika Serikat dan Australia—sebagai pihak yang “lebih membahayakan” stabilitas kawasan ASEAN, dengan menyoroti aliansi AUKUS dan penempatan pangkalan militer AS yang dianggap meningkatkan risiko konflik dan eskalasi nuklir . Blog ini akan mengulas detail tuduhan, respons kedua pemerintah, serta implikasi geopolitik yang lebih luas.
Tuduhan Penempatan Pesawat Militer Rusia di Papua
Pada 15 April 2025, majalah pertahanan Janes melaporkan bahwa Moskow telah meminta izin menempatkan pesawat tempur di Pangkalan Udara Manuhua, Biak, Papua, menempatkan wilayah timur Indonesia hanya sekitar 1.200 km dari Darwin, Australia, tempat rotasi Marinir AS dan penyiapan bomer AS
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyatakan “kami tidak ingin melihat pengaruh Rusia di wilayah kami” dan pemerintahnya “sedang meminta klarifikasi lebih lanjut” kepada Jakarta
Bantahan Indonesia
Menhan dan juru bicara Kemenlu RI menegaskan tidak pernah menerima permintaan resmi dari Moskow maupun merencanakan pangkalan militer asing di Papua, sesuai konstitusi yang melarang keberadaan fasilitas militer asing di luar kerangka latihan bersama
Indonesia menegaskan sikap non‑blok dan kedaulatan nasional, sehingga semua wacana penempatan pesawat militer asing ditolak demi menjaga hubungan baik dengan semua pihak
Reaksi Rusia soal Ancaman AS dan Australia bagi ASEAN
Moskow melalui Kementerian Luar Negeri menyebut aliansi AUKUS yang melibatkan AS dan Australia sebagai ancaman serius bagi stabilitas ASEAN, menuduh kerja sama itu memicu konfrontasi dan “menciptakan lingkaran keamanan tertutup” di Indo‑Pasifik
Rusia juga memandang penempatan pangkalan militer AS di Polandia dan perluasan operasi militer AS–Australia sebagai langkah yang “meningkatkan bahaya nuklir global” dan merusak arsitektur keamanan regional
Moskow memperingatkan eskalasi militer lebih lanjut seiring AS dan Australia memperluas latihan gabungan dan penempatan alat utama sistem persenjataan di sekitar ASEAN, yang berpotensi menyeret negara-negara anggota dalam konflik extra‑regional
Rusia menegaskan kerja sama pertahanan bilateral dengan Indonesia bersifat non‑blok dan tidak menargetkan pihak mana pun, menempatkan komitmen tersebut sebagai penyeimbang dominasi Barat di kawasan
Implikasi Geopolitik dan ASEAN Centrality
Ketegangan ini memicu diskusi ulang tentang posisi ASEAN sebagai penengah (ASEAN Centrality) yang harus menjaga netralitas di tengah persaingan besar kekuatan dunia
Negara-negara ASEAN didorong memperkuat mekanisme dialog keamanan, seperti ASEAN Defence Ministers’ Meeting, untuk memastikan kedaulatan kawasan dan mencegah keterlibatan ekstra‑regional dalam keputusan strategis