NO SENSOR! Video CCTV Diduga Penyiksaan di Taman Safari Indonesia Tahun 1970, Dari Dipasung Hingga Disetrum, Hoax Atau Fakta?

video-pixabay-
NO SENSOR! Video CCTV Diduga Penyiksaan di Taman Safari Indonesia Tahun 1970, Dari Dipasung Hingga Disetrum, Hoax Atau Fakta?
Mengungkap Kekejaman di Balik Tawa: Kisah Eksploitasi di Taman Safari Indonesia yang Menghebohkan Publik
Indonesia kembali dihebohkan dengan sebuah cerita mengerikan yang terjadi di balik layar salah satu destinasi wisata paling populer di Tanah Air, yakni Taman Safari Indonesia (TSI). Tempat yang biasanya dikenal sebagai destinasi keluarga yang menyenangkan dan edukatif, ternyata menyimpan sisi kelam yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Kasus eksploitasi terhadap mantan pemain sirkus di TSI menjadi sorotan publik setelah pengakuan dua korban viral di media sosial.
Kisah ini pertama kali mencuat melalui unggahan di akun TikTok @cerita_viral2023, yang membagikan kesaksian dua mantan pemain sirkus bernama Butet dan Vivi. Mereka mengungkapkan bahwa selama bertahun-tahun mereka menjadi korban kekejaman yang sulit dibayangkan. Mulai dari pemukulan fisik, eksploitasi kerja, hingga perlakuan tidak manusiawi lainnya, semua dilakukan secara sistematis di dalam lingkungan Taman Safari Indonesia.
Taman Safari yang Dibalut "Neraka"
Bagi banyak orang, Taman Safari adalah tempat rekreasi yang menawarkan kebahagiaan dan keindahan alam. Namun, bagi para korban, tempat ini justru menjadi neraka yang menyakitkan. Menurut pengakuan Butet dan Vivi, mereka telah mengalami siksaan sejak kecil. Bahkan, beberapa di antara mereka mengaku tidak pernah mengenal keluarga kandung atau tahu bagaimana mereka bisa berada di TSI sejak lahir.
Lebih mengejutkan lagi, nama-nama besar yang diduga terlibat dalam kasus ini pun mulai terkuak. Tiga orang disebut-sebut sebagai pelaku utama atau bos yang melakukan eksploitasi terhadap pemain sirkus. Ketiganya adalah Jansen Manansang, Frans Manansang, dan Tony Sumampouw. Nama-nama ini langsung menjadi pusat perhatian warganet yang penasaran dan geram dengan kejadian ini.
Rekaman CCTV yang Dicari Warganet
Setelah pengakuan Butet dan Vivi viral, banyak warganet yang mulai mencari rekaman CCTV dari kejadian-kejadian di Taman Safari Indonesia. Mereka berharap ada bukti visual yang bisa mengungkap lebih jauh tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik layar. Namun, hingga saat ini, belum ada rekaman CCTV yang beredar luas di media sosial. Sebagai gantinya, foto-foto masa kecil mantan pemain sirkus yang menjadi korban eksploitasi mulai bermunculan. Foto-foto tersebut semakin memperlihatkan betapa tragisnya kehidupan mereka sejak kecil.
Perlakuan Tak Manusiawi Selama Bertahun-tahun
Dalam kesaksiannya, Butet dan Vivi menjelaskan bahwa mereka dipaksa bekerja keras tanpa henti. Mereka harus melakukan atraksi-atraksi berbahaya yang sering kali membahayakan nyawa demi hiburan pengunjung. Tidak hanya itu, jika ada kesalahan sedikit saja, mereka akan mendapatkan hukuman fisik yang sangat keras. Pemukulan, ancaman, bahkan intimidasi psikologis menjadi makanan sehari-hari bagi mereka.
Kehidupan mereka benar-benar terisolasi. Banyak di antara korban yang tidak tahu bagaimana rasanya memiliki keluarga atau merasakan kasih sayang orang tua. Mereka hanya tahu bahwa sejak kecil, mereka sudah berada di Taman Safari Indonesia dan dijadikan "mesin uang" tanpa pernah merasa dihargai sebagai manusia.
Respons Publik dan Dorongan untuk Keadilan
Kisah ini langsung memicu kemarahan di kalangan masyarakat. Banyak warganet yang menuntut agar kasus ini segera diusut tuntas oleh pihak berwajib. Tagar #JusticeForSirkusTSI pun mulai ramai diperbincangkan di media sosial. Mereka menilai bahwa kejadian ini bukan hanya masalah individu, tetapi juga mencerminkan buruknya sistem perlindungan anak dan tenaga kerja di Indonesia.
Para aktivis hak asasi manusia (HAM) juga turut angkat bicara. Mereka menyerukan agar pemerintah segera melakukan investigasi mendalam terhadap Taman Safari Indonesia. Selain itu, mereka juga meminta agar korban-korban eksploitasi ini mendapatkan dukungan psikologis dan rehabilitasi agar bisa memulai hidup baru setelah bertahun-tahun menderita.
Baca juga: Misteri Lorem Ipsum di Tugu Titik Nol IKN: Apa Sebenarnya Artinya?