Profil Tampang Rejo Arianto Pembuat Tugu Biawak Wonosobo yang Dibangun dengan Dana Rp50 Juta, Lengkap: Umur, Agama dan Akun Instagram

Rejo-Instagram-
Profil Tampang Rejo Arianto Pembuat Tugu Biawak Wonosobo yang Dibangun dengan Dana Rp50 Juta, Lengkap: Umur, Agama dan Akun Instagram
Siapa Rejo Arianto? Pembuat Tugu Biawak Wonosobo yang Dibangun dengan Dana Rp50 Juta
Patung Biawak Raksasa di Wonosobo: Karya Seni yang Menggemparkan dengan Harga Fantastis
Wonosobo kini memiliki ikon baru yang tak hanya memukau mata, tetapi juga mengundang decak kagum dari warganet. Patung biawak raksasa setinggi 7 meter berdiri gagah di tepi jalan nasional Wonosobo-Banjarnegara, tepatnya di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo. Patung ini bukan sekadar karya seni biasa, melainkan sebuah mahakarya yang berhasil mencuri perhatian publik karena keunikan dan nilai artistiknya yang luar biasa—semua dibuat dengan anggaran sebesar Rp50 juta saja!
Karya Kolosal yang Viral di Media Sosial
Patung biawak ini pertama kali viral lewat media sosial, khususnya TikTok. Dalam video yang diunggah oleh akun @faaaaaaaz6, terlihat patung tersebut tampak begitu realistis hingga banyak orang mengira itu adalah biawak sungguhan. Dari detail kulitnya yang mirip aslinya hingga ekspresinya yang hidup, patung ini menjadi bukti nyata bahwa seni bisa hadir dalam bentuk yang sederhana namun mendalam.
Publik pun dibuat penasaran. Bagaimana mungkin sebuah patung sebesar itu dapat dibuat dengan dana yang relatif minim? Ternyata, di balik karya fenomenal ini ada sosok seniman lokal bernama Rejo Arianto, pria kelahiran Wonosobo yang telah lama berkiprah di dunia seni.
Profil Rejo Arianto: Seniman Lokal dengan Jiwa Nasional
Rejo Arianto, atau yang akrab disapa Mas Ari, merupakan lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo dengan fokus pada seni rupa murni, khususnya seni lukis. Meski demikian, minatnya terhadap seni tiga dimensi membawanya untuk mengeksplorasi dunia seni patung. Hasilnya? Tiga karya besar yang telah ia ciptakan, termasuk patung Ganesha untuk sebuah kafe, patung kuda, dan tentu saja, patung biawak raksasa yang kini menjadi sorotan nasional.
Dalam wawancara dengan media pada Rabu, 23 April 2025, Rejo mengungkapkan bahwa semangat berkaryanya tidak didasari oleh besarnya anggaran, melainkan oleh cinta mendalam terhadap tanah kelahirannya, Wonosobo. “Saya tidak berpikir soal cukup atau tidak cukup. Saya ingin memberikan sesuatu untuk Wonosobo. Kalau masyarakat dan sedulur Wonosobo senang, saya sudah cukup bahagia,” ungkapnya dengan nada rendah hati.
Proses Pembuatan yang Singkat tapi Penuh Dedikasi
Menariknya, patung biawak raksasa ini ternyata diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat. Rejo hanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan untuk menyelesaikan seluruh proses pembuatannya. Bahkan, bagian utama patung rampung hanya dalam satu minggu. Kecepatan ini bukan berarti hasilnya asal-asalan. Sebaliknya, Rejo menunjukkan dedikasi tinggi dan kepiawaiannya dalam menciptakan detail-detail halus yang membuat patung ini tampak hidup.
Pesan Penting untuk Anggaran Publik
Selain memamerkan karya seni yang luar biasa, Rejo juga menyampaikan pesan penting kepada pemerintah daerah, khususnya Bupati Wonosobo. Ia berharap agar pembangunan infrastruktur dan proyek-proyek lainnya di masa depan disesuaikan dengan kebutuhan, tanpa harus menggunakan anggaran besar. "Saya juga sempat memberi pesan kepada Pak Bupati, 'Pak, kalau mau membangun sesuatu, cukupkan anggarannya, jangan terlalu besar,'" tambahnya.
Pesan ini tentu menjadi refleksi bagi kita semua. Di tengah maraknya proyek-proyek pemerintah yang sering kali dinilai boros, karya Rejo menjadi contoh nyata bahwa hasil maksimal bisa dicapai dengan anggaran yang efisien.
Respons Positif dari Warganet dan Masyarakat
Tidak hanya di dunia nyata, patung biawak ini juga menuai respons positif di media sosial. Salah satu netizen, melalui akun TikTok @noviadjie07, mengaku mengenal Rejo secara pribadi. Ia menyebut bahwa Rejo pernah melukis beberapa karya untuk rumahnya dan mendapat pujian langsung dari Bupati Wonosobo saat berkunjung. “Saya panggil beliau Mas Ari. Beliau yang melukis beberapa lukisan di rumah saya dan sempat mendapat pujian dari Pak Bupati waktu berkunjung ke rumah,” tulisnya.
Di kolom komentar, warganet juga ramai memperbincangkan nilai karya seni ini. Salah satu akun, @febrinaa88, bertanya-tanya apakah Rp50 juta sudah cukup untuk sebuah karya seni sekelas ini. “50 juta tuh kurang gak sih? Soalnya karya seni itu biasanya harganya gak murah,” tulisnya.