Misteri Kematian Nerro Wijaya Yap Santri Ponpes Kampung Quran Al Muawanah: Kakak Korban Tuntut Keadilan dan Transparansi

Misteri Kematian Nerro Wijaya Yap Santri Ponpes Kampung Quran Al Muawanah: Kakak Korban Tuntut Keadilan dan Transparansi

mayat-pixabay-

Misteri Kematian Nerro Wijaya Yap Santri Ponpes Kampung Quran Al Muawanah: Kakak Korban Tuntut Keadilan dan Transparansi
Kasus kematian Nerro Wijaya Yap, seorang santri berusia 14 tahun dari Pondok Pesantren (Ponpes) Kampung Quran Al Muawanah, hingga kini masih menyisakan tanda tanya besar. Keluarga korban, terutama kakak kandungnya yang bernama Ben, terus memperjuangkan keadilan atas meninggalnya sang adik. Bahkan, ia mendesak agar rekaman CCTV di lokasi kejadian diperiksa secara transparan untuk mengungkap fakta sesungguhnya.

Nerro Wijaya Yap dilaporkan meninggal dunia pada 23 April 2025 dalam kondisi yang sangat janggal. Ia ditemukan tewas dengan sabuk bela diri yang melingkar di lehernya, menimbulkan spekulasi bahwa kematian tersebut bukanlah kecelakaan biasa. Namun, pihak pondok pesantren masih enggan memberikan penjelasan rinci terkait insiden ini, sementara keluarga merasa semakin geram karena kasus tersebut diklaim telah ditutup tanpa investigasi lebih lanjut.



Permintaan Keadilan yang Tak Kunjung Direspons
Ben, sebagai kakak kandung Nerro, tidak bisa menerima hasil akhir yang menyatakan bahwa kematian adiknya adalah murni kecelakaan. Ia menegaskan bahwa ada banyak kejanggalan dalam proses penanganan kasus ini. Salah satu poin yang menjadi sorotannya adalah soal rekaman CCTV di area pondok. Menurut Ben, saat rapat internal yang membahas kasus ini, sempat disebutkan bahwa kamera CCTV di salah satu ruangan ternyata ditutup menggunakan peci.

"Padahal kalau memang niat mencari kebenaran, rekaman CCTV itu bisa dimundurin untuk melihat siapa yang menutupinya pakai peci," ujar Ben dengan nada kesal. "Tapi sayangnya, pihak pondok memilih untuk menutup kasus ini begitu saja, tanpa memberikan penjelasan yang logis."

Lebih memprihatinkan lagi, keluarga besar Nerro disebut-sebut telah menerima keputusan tersebut dan tidak ingin memperpanjang masalah. Namun, bagi Ben, hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Ia bersikeras untuk terus mencari keadilan demi almarhum adiknya.



Dugaan Adanya Kekuatan Besar di Balik Kasus Ini
Dalam pernyataannya, Ben juga menyinggung soal informasi yang ia terima terkait "backingan" kuat yang dimiliki oleh Ponpes Kampung Quran Al Muawanah. Ia menduga bahwa pengaruh besar inilah yang membuat kasus kematian Nerro ditutup secara sepihak tanpa investigasi lebih dalam.

"Gua nggak peduli siapa backingan lu, gua cuma mau keadilan," tegas Ben. "Gua gak ngerti cara ngelawan sistem ini sendirian, makanya gua minta bantuan kalian semua."

Ia meminta kepada masyarakat, terutama mereka yang memiliki pengaruh atau kenalan dengan figur publik, untuk membantu menyebarkan informasi ini. Menurutnya, hanya dengan dukungan banyak orang, kasus ini bisa mendapatkan perhatian yang lebih serius dari pihak berwenang.

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya