Apa Itu Throning? Tren Kencan Generasi Z yang Mengutamakan Status Sosial yang Kini Viral di Kota-Kota Besar
pacaran-pixabay-
Apa Itu Throning? Tren Kencan Generasi Z yang Mengutamakan Status Sosial yang Kini Viral di Kota-Kota Besar
Throning: Tren Kencan Generasi Z yang Mengutamakan Status Sosial
Dunia kencan terus berkembang, dan Generasi Z kerap menciptakan istilah-istilah unik untuk menggambarkan fenomena baru dalam hubungan. Salah satu istilah yang sedang populer adalah throning. Istilah ini merujuk pada gaya pacaran yang lebih berorientasi pada peningkatan status sosial daripada cinta sejati. Pasangan yang dipilih biasanya memiliki pengaruh besar, sehingga dapat membantu meningkatkan reputasi dan kedudukan sosial seseorang.
Apa Itu Throning?
Dilansir dari Newsweek, throning adalah gaya berkencan dengan seseorang yang tujuan utamanya adalah meningkatkan status sosial atau reputasi. Fenomena ini erat kaitannya dengan hasil studi dari Science Advances yang menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna aplikasi kencan mencari pasangan yang dianggap 25 persen lebih menarik daripada mereka. Hal ini menyoroti keinginan untuk menjalin hubungan dengan individu yang dianggap memiliki kedudukan sosial lebih tinggi.
Dalam konteks throning, kualitas pribadi sering kali dikesampingkan. Sebaliknya, status sosial pasangan menjadi prioritas utama. Di era modern ini, pengaruh sosial memiliki nilai yang hampir setara dengan kekayaan finansial, menjadikan fenomena ini semakin relevan di kalangan Generasi Z.
Mengapa Generasi Z Tertarik pada Throning?
Menurut Jo Emerson, seorang pakar perilaku manusia, media sosial menjadi salah satu faktor utama yang memicu tren ini. Generasi Z telah menyaksikan bagaimana individu biasa bisa menjadi terkenal dan berpengaruh melalui platform digital. Hal ini memotivasi mereka untuk mengejar mimpi serupa, bahkan dengan memanfaatkan hubungan romantis sebagai sarana.
"Di era digital, siapa pun bisa menjadi terkenal. Kekayaan, pengaruh, dan kekuasaan kini terasa lebih terjangkau bagi rata-rata orang. Namun, untuk generasi sebelumnya, ketenaran hanya bisa diraih melalui bakat besar atau keberuntungan," jelas Emerson.
Siddharrth S. Kumaar, seorang pakar hubungan, menambahkan bahwa motivasi di balik throning sering kali berakar pada keinginan untuk mendapatkan validasi sosial, akses ke lingkaran sosial eksklusif, dan peningkatan harga diri. Media sosial juga memainkan peran besar dalam memfasilitasi keinginan ini.
Namun, Kumaar mengingatkan bahwa hubungan yang hanya didasarkan pada peningkatan status sosial tidak memiliki fondasi yang kuat. "Hubungan seperti ini cenderung kekurangan minat tulus, kasih sayang, dan keintiman," katanya.